Nakita.id - Pendidikan merupakan hal yang sangat penting didapatkan oleh semua orang khususnya anak-anak.
Setiap anak memiliki hak untuk bersekolah, dan belajar.
Namun di Indonesia sendiri masih banyak anak-anak yang justru tidak mengenyam bangku pendidikan karena berbagai faktor.
Mulai dari keterbatasan ekonomi, lokasi sekolah yang sangat jauh, hingga orang tua yang tidak mendukung.
Dari tahun ke tahun pun pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mengurangi anak-anak yang tidak sekolah.
Pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai bantuan dana agar anak-anak yang tidak mampu tetap bisa bersekolah.
Namun meski begitu, di tengah pandemi Covid-19 saat ini kabarnya banyak anak yang justru putus sekolah.
Hal tersebut lah yang menjadi sorotan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, ia mengatakan angka putus sekolah pada anak kembali meningkat usai dilaksanakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
PJJ yang sudah dilakukan selama 1,5 tahun pun juga menyebabkan learning loss pada peserta didik di semua jenjang pendidikan. Baca juga tentang pendidikan, teknologi, keuangan, informasi, dan sebagainya di website Nawasiana.
Terkait hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun ikut angkat suara.
DR. Entos, DCN, S.P., MPMH, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Pendidikan, Kementerian PPPA, mengaku sangat prihatin dengan hal tersebut.
"Kita memang prihatin ya, tapi prihatin saja tidak cukup. Kita harus coba cari cara tentang bagaimana kemudian membuat mereka yang 1,5 tahun ini selalu mendapatkan pendidikan yang baik," kata DR. Entos dalam wawancara bersama Nakita.id, Senin (30/08/2021).
Kementerian PPPA juga meminta agar anak yang putus sekolah bisa kembali melanjutkan pendidikan lagi.
Apabila terkendala di sekolah lama, maka anak tersebut bisa dicarikan sekolah baru.
Kementerian PPPA mengaku, tidak ingin angka Anak Tidak Sekolah (ATS) terus semakin meningkat.
DR. Entos juga meminta agar pakar pendidikan bisa memberitahu kekurangan apa saja yang dialami oleh setiap jenjang pendidikan.
Baca Juga: Orangtua Mudah Sekali Emosi Saat Mendampingi Anaknya Sekolah di Rumah? Begini Cara Mengatasinya Menurut Psikolog
"Kita juga butuh para pakar dalam bidang pendidikan untuk menunjukkan asesmen-asesmen yang terindentifikasi tentang bagian mana saja yang sebetulnya anak-anak pada berbagai tingkatan, baik itu tingkat PAUD, tingkat pendidikan dasar, maupun tingkat pendidikan menengah, bagaimana sih yang masih kekurangan? Apakah masih kekurangan dari sisi subtansi pendidikannya saja, IPTEKnya saja, atau sebetulnya juga ada kekurangan dari sisi karakteristik pemebelajaran yang sifatnya soft skill. Ini kita harus cari tahu bersama," tutupnya.
Tonton Sisi Baru dari Kisah Legendaris yang Telah Dinanti dalam Disney’s 'Mufasa: The Lion King'
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR