Nakita.id - Tumbuh kembang menjadi salah satu hal yang penting untuk terus distimulasi sejak anak lahir.
Tumbuh kembang anak yang tidak distimulasi, dikhawatirkan akan menyebabkan keterlambatan dan membuat anak tertinggal dibandingkan teman-teman seusianya.
Saat ketertinggalan tersebut tidak diatasi dengan baik, maka dampaknya bisa terjadi dalam jangka pendek, seperti mudah sakit hingga, jangka panjang seperti masalah kognitif.
Dan ternyata di tengah pandemi seperti ini, ada masalah tumbuh kembang yang mendadak sering dijumpai oleh dokter anak, Moms.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, dokter anak dr. Lucia Nauli Simbolon, MSc, Sp.A menyebutkan bahwa speech delay menjadi salah satu masalah tumbuh kembang yang paling sering dijumpai.
"Karena lagi masa pandemi, kemudian zamannya gadget. Orangtua mungkin sudah capek bosan di rumah, akibatnya menstimulasi anaknya jadi berkurang," ujar dr. Lucia.
Dengan begitu, penting untuk Moms mengetahui tips memantau tumbuh kembang anak, khususunya kemampuan berbicara di tengah pandemi.
1. Beri waktu untuk anak
Untuk menjaga tumbuh kembang anak agar tidak mengalami keterlambatan di tengah pandemi, orangtua butuh menyisihkan waktu bersama Si Kecil.
"Orangtua posisinya mungkin di rumah tapi WFH, jadi kerja juga. Jadi, akan lebih baik kalau misalnya orangtua tetap sediakan waktu untuk anak-anak," tutur dr. Lucia.
Dengan menyisihkan waktu, Moms dan Dads bisa mendidik Si Kecil untuk melatihnya berbicara.
"Kalau kita melatih bicara, itu sebaiknya sambil membuka masker, kemudian no gadget. Diajak bermain bersama," jelas dr. Lucia.
2. Batasi screen time
Janganlah Si Kecil terus menerus dalam satu hari tidak lepas dari gadget-nya.
Sekolah menggunakan gadget, kemudian ditambah bermain dari gadget, sehingga dibutuhkan pembatasan saat ada di rumah.
Perlu diketahui bahwa untuk berkomunikasi dibutuhkan dua arah, sedangkan gadget hanyalah satu arah.
"Kalau dengan gadget itu kontak satu arah, karena kita yang menatap layar. Sementara, kalau misalnya komunikasi, bicara itu komunikasi dua arah. Ada yang namanya kontak mata. Ada yang namanya ekspresi," jelas dokter anak yang berpraktik di RSAB Harapan Kita.
Setelah itu, orangtua juga perlu memberikan contoh untuk tidak memegang gadget saat di depan anak.
"Anak itu aktivitasnya imitasi orangtua. Kalau kita pegang gadget terus, otomatis anak-anak lebih tertarik dengan gadget daripada dengan kita," ucap dr. Lucia.
3. Mendongeng
Kalau Moms bingung ingin mengajak bicara mulai dari pembahasan apa, dr. Lucia menyarankan untuk membacakan dongeng atau cerita kepada SI Kecil.
"Mungkin anak pertama orangtua merasa aneh mau ngomong sama anaknya, tapi belum bisa jawab. Padahal, anak itu punya fungsi, yang namanya fungsi pendengaran juga," jelas dr. Lucia.
Jadi, Moms bisa membacakan dongeng atau cerita untuk dukung kemampuan bicaranya.
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR