Nakita.id - Dunia hiburan selebritis dan pertelevisian Indonesia kembali memanas.
Pasalnya, salah satu stasiun televisi swasta andalan masyarakat Indonesia menghadirkan penyanyi dangdut yang baru saja keluar dari penjara, Saipul Jamil.
Penyanyi dangdut Saipul Jamil keluar dari penjara atas kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Tak sampai 24 jam setelah dinyatakan bebas dari penjara, stasiun televisi tersebut mengundang Saipul Jamil sebagai bintang tamunya.
Stasiun televisi yang menayangkan acara dengan bintang tamu Saipul Jamil tersebut menerima berbagai kritik pedas dari masyarakat.
Alasannya, pemberitaan yang dilakukan oleh media tersebut terlalu mengglorifikasi bebasnya seorang pelaku pelecehan seksual yang sama sekali tak memiliki sensitivitas terhadap korban.
Akhirnya, stasiun televisi tersebut menyatakan permintaan maafnya melalui akun resmi Instagramnya karena telah mengundang Saipul Jamil sebagai bintang tamu.
Hal yang sama terjadi juga pada salah satu komedian kondang Indonesia.
Beberapa waktu lalu dirinya ketahuan habis menggunakan obat-obatan terlarang.
Kemarin, 6 September 2021, dirinya ditetapkan sebagai tersangka dan menyatakan permintaan maafnya melalui konferensi pers.
Komedian tersebut meminta maaf kepada berbagai pihak karena sudah menyalahgunakan obat-obatan terlarang.
Permintaan maaf lekat dalam kehidupan kita sehari-hari, terutama apabila kita merasa melakukan kesalahan yang membuat orang lain dirugikan.
Biasanya, permintaan maaf dilakukan karena hubungan antara diri kita dengan orang lain terganggu karena apa yang kita lakukan.
Sehingga untuk memperbaiki hubungan tersebut kita meminta maaf pada orang yang bersangkutan.
Kira-kira, apa yang terjadi dalam diri kita saat kita meminta maaf pada orang lain?
Meminta maaf merupakan sikap untuk menunjukkan rasa hormat dan empati pada orang yang sudah kita rugikan.
Menurut Verywell Mind, ada berbagai alasan yang bisa membuat seseorang meminta maaf.
Pertama, orang meminta maaf karena memang sadar bahwa mereka telah membuat kesalahan, atau karena seseorang merasa ada yang salah dengan diri mereka.
Misalnya, seseorang terlambat datang ke pertemuan penting, lalu meminta maaf pada semua anggota yang datang ke pertemuan tersebut.
Seseorang yang sadar karena telah membuat suatu kesalahan lalu meminta maaf adalah suatu bentuk pertanggungjawaban atas konflik yang melibatkannya dan orang lain.
Kedua, orang ingin mengembalikan harga dirinya pada orang yang disakitinya.
Misalnya, seseorang meminta maaf karena sudah berselingkuh dengan orang lain dan pasangannya merasa dikhianati.
Dalam hal ini, ia mengakui dan menyadari bahwa ada hal yang salah dilakukannya dan berharap bisa mendapatkan kepercayaannya kembali.
Ketiga, seseorang merasa ada yang tak nyaman dengan orang yang sedang berkonflik dengannya.
Misalnya, seseorang tak sengaja telah membuat traumanya terhadap sesuatu kembali memburuk dan membuat komunikasi mereka menjadi canggung.
Sehingga, ia ingin mengembalikan rasa nyaman yang terjadi dalam hubungan antar keduanya.
Keempat, seseorang meminta maaf apabila ada suatu norma sosial yang dilanggarnya.
Apabila melanggar peraturan atau norma sosial, ia akan meminta maaf dan mengakui keberadaan peraturan yang berlaku.
Hal ini biasanya terjadi apabila seseorang akhirnya menyadari bahwa apa yang dilakukannya bukan perilaku yang baik.
Kedua contoh pada halaman sebelumnya adalah salah satu contoh dari permintaan maaf berdasarkan peraturan dan norma sosial yang berlaku.
Menurut Psychology Today, apabila seseorang meminta maaf biasanya ia mengharapkan citra yang baru dari orang lain.
Karena kesalahannya, orang lain menganggapnya sebagai seseorang yang telah melakukan sesuatu yang jahat dan tak mengenakkan hati.
Seseorang yang meminta maaf ingin diakui bahwa dirinya sama seperti orang lain yang rentan akan kesalahan.
Di posisi orang yang memaafkan, biasanya melihat dari sikap dan maksud yang digunakan si peminta maaf.
Sikap dan maksud secara nonverbal disampaikan dalam permintaan maaf tersebut.
Orang yang meminta maaf secara sungguh-sungguh akan secara jelas menyampaikan maksud permintaan maafnya.
Selain itu, sikapnya saat melakukan permintaan maaf tak membuat tersinggung orang yang bersangkutan.
Apabila orang yang bersangkutan merasa bahwa permintaan maaf itu tulus, maka ia akan lebih mudah untuk memberikan ampunan.
Dari Psychology Today, peneliti Michael E. McCullough, Ph.D berpendapat bahwa ada banyak alasan mengapa seseorang bisa memaafkan orang yang merugikannya.
Sebab, permintaan maaf meningkatkan empati yang memudahkan kita untuk memberikan pengampunan.
Bagi orang yang meminta maaf, ada beberapa manfaat secara emosional yang akan didapatnya:
1. Terhindar dari penyesalan dan rasa malu yang bisa berpengaruh secara emosional dan fisik
2. Terbebas dari rasa bersalah yang merampas harga diri
3. Mengembangkan rasa harga diri
4. Agar tetap terhubung dengan orang-orang terdekat
Secara emosional, menerima permintaan maaf atau memberikan ampunan pada seseorang yang merugikan kita memiliki sejumlah manfaat, di antaranya:
1. Orang yang dirugikan menjadi lebih baik setelah orang yang merugikan mengakui kesalahannya
2. Apabila menerima permintaan maaf, kita tidak lagi melihat orang yang merugikan kita adalah sebuah ancaman
3. Permintaan maaf bisa melepaskan kita dari amarah dan move on dari masa lalu
Lalu, bagaimana caranya melakukan permintaan maaf yang baik, agar dapat kembali berdamai dengan orang lain dan diri kita sendiri?
Berikut ini adalah tips untuk anda, terutama yang masih kesulitan untuk mengajukan permintaan maaf.
Ada tiga aspek yang bisa membuat permintaan maaf tersampaikan secara efektif, yaitu dengan menerapkan 3R, Regret, Responsibility, dan Remedy.
Pertama, regret. Tunjukkan bahwa kita telah menyesal dari apa yang kita perbuat.
Baca Juga: Usai Pamer Video Ikut Vaksinasi Covid-19, Lucinta Luna Langsung Minta Maaf pada Tuhan karena Hal Ini
Alangkah lebih baiknya bahwa disampaikan dengan pengakuan bahwa ada ketidakadilan yang kita sudah perbuat.
Kedua, responsibility. Ucapkan bahwa kita siap menanggung konsekuensi dan tanggung jawan dari perbuatan kita.
Jangan sampai kita membuat alasan dari apa yang telah kita perbuat.
Sampaikan juga tanggung jawab seperti apa yang akan anda lakukan sebagai bentuk konsekuensinya.
Ketiga, remedy. Nyatakan bahwa kita berjanji untuk memperbaiki situasi yang sudah rumit.
Berjanjilah bahwa kita tak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Barangkali permintaan maaf tak mudah untuk dilakukan.
Ada perasaan campur aduk dalam diri kita, namun setidaknya kita mencoba untuk membuat hubungan kita dengan seseorang menjadi lebih baik lagi.
Source | : | Kompas.com,psychology today,Verywell Mind |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR