Tahukah Moms, bahwa penelitian mengenai ketekunan ini dilakukan oleh seorang profesor dari University of Pennsylvania bernama Angela Duckworth.
Sebagai seorang psikolog, Angela Duckworth melakukan penelitian mengenai ketekunan dan self-control.
Ia melakukan penelitian pada guru-guru SMP dan melihat siapakah yang akan bertahan dan kesuksesannya sebagai guru.
Yang ia temukan, ketekunan yang dimiliki oleh guru-guru tersebut adalah paduan dari pengendalian diri, ambisi, hasil yang positif, dan kepercayaan.
Uniknya, dari yang ia temukan kepintaran atau IQ bukan menjadi salah satu pengaruhnya.
Tidak seperti IQ, ketekunan sebenarnya bisa dikembangkan dalam diri anak.
Sehingga, menurut Duckworth, anak-anak bisa saja memiliki ketekunan lebih dibandingkan yang lain.
Bakat juga tidak menjadi tolok ukur bagi ketekunan pada anak.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Paul Tough, penulis buku berjudul How Children Success.
Ia menyetujui pernyataan Duckworth bahwa ketekunan penting untuk dimiliki anak-anak.
Menambahkan dari pernyataan Duckworth, Tough menganggap ketekunan, sifat pantang menyerah, optimisme, kepandaian secara sosial, dan rasa ingin tahu lebih penting dibandingkan IQ.
Menurut Tough, kegagalan adalah hal yang wajar untuk dihadapi oleh anak-anak sehingga di kemudian hari ia bisa mengatasinya.
Namun, ketika suatu saat anak menemui kegagalannya, Moms dan Dads bisa menjadi orang yang dapat menuntun si Kecil menjadi lebih baik lagi.
Yang menjadi penting adalah, bagaimana anak bisa berjuang untuk mencapai tujuannya, dan apabila gagal ia akan menemukan jalannya kembali untuk bangkit.
Menurutnya, pola pikir orang dengan ketekunan yang tinggi adalah menganggap perjalanan hidupnya bak sebuah maraton, bukan lomba lari.
Source | : | Washington Post,fatherly.com,The Atlantic,Verywell Family |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR