Partisipannya pun kebanyakan adalah warga kulit putih dan berasal dari area yang sama sehingga tidak bisa mewakili seluruh populasi AS.
Namun, Seshadri mengatakan, dengan adanya hubungan tersebut, kita setidaknya tahu bahwa stres berpengaruh pada perubahan otak.
“Kenyataan bahwa tingkat kortisol yang tinggi berkaitan dengan perubahan fungsi otak sangat mengkhawatirkan. Namun, sekaligus menjadi kesempatan untuk mencegahnya. Kita harus mengatasi stres agar kortisol berkurang,” paparnya.
Seshadri merekomendasikan kita untuk lebih rileks.
Misalnya, dengan melakukan aktivitas yang mengurangi stres seperti meditasi, olahraga, yoga, tidur cukup dan mempertahankan kehidupan sosial yang kuat.
Jadi, sebaiknya berusahalah untuk rileks agar terhindar dari stres karena ketika stres otak kita akan mengalami penurunan kemampuan kognitif.
(Artikel ini telah terbit di Nationalgeographic.grid.id dengan judul "Hati-hati, Terlalu Stres Dapat Membuat Volume Otak Anda Menyusut").
Source | : | nationalgeographic.grid.id |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR