Nakita.id - Coba renungkan, pernahkah Moms bertanya pada diri sendiri "Apakah aku sudah menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak?"
Semua orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, untuk itu Moms mengasuh Si Kecil dengan sebaik mungkin.
BACA JUGA: Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong Selama 7 Hari, Lihat Apa yang Terjadi
Namun, latar belakang dan pengalaman yang berbeda dari masing-masing orangtua, sadar atau tidak dapat memengaruhi pola asuh tersebut.
Tak ada orangtua yang sempurna, tetapi jangan menjadi orangtua yang buruk bagi Si Kecil.
Dilansir dari Reader's Digest, ini dia ciri-ciri orangtua "beracun" atau buruk bagi anak-anaknya.
1. Terjebak di pikiran negatif sendiri
Moms dapat memiliki kecenderungan untuk tersesat dalam pikiran sendiri, dan untuk orangtua yang buruk, perilaku ini dapat menyebabkan pemberian respon negatif pada Si Kecil.
BACA JUGA: Tya Ariestya Jalani Program Bayi Tabung Kedua, Ternyata Prosesnya Panjang
Dr. Jeffrey Bernstein, Ph.D, pakar psikologi anak mengatakan bahwa pikiran orangtua sering menjadi akar perilaku negatif pada anak-anak.
Ia menjelaskan, "Tidak ada anak yang sempurna, tapi orangtua sering tidak menyadari bahwa pikiran mereka sendiri yang memengaruhi emosi mereka, bukan dari perilaku anak-anak."
Jika Moms beberapa kali merasakan hal ini, untuk dapat mengatasinya Moms perlu memikirkan kembali pemikiran negatif tersebut dan mengubahnya jadi lebih positif.
BACA JUGA: Waspada Tanda Kanker Lambung yang Sering Disepelekan. Yuk Deteksi Dini
Misalnya, bila ada pikiran 'Ia sedang jadi anak nakal hari ini', ubah menjadi 'Ia mengalami masa-masa sulit hari ini, saya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi'.
Pemikiran negatif ini dapat berdampak besar terhadap interaksi antara Moms dengan Si Kecil.
2. Memberi label anak
Orangtua yang buruk cenderung langsung menyimpulkan perilaku buruk anak dengan identitas negatif.
"Bila dipikirkan, orangtua itu 'bertugas' 24 jam sehari, 7 hari seminggu," Dr. Bernstein menjelaskan.
"Kurangnya waktu bagi orangtua untuk bercermin dan merenung, kadang-kadang dapat menuntun mereka untuk melihat anak-anak mereka secara garis besar."
BACA JUGA: Hapus Kulit Gelap di Leher, Siku, dan Lutut dengan Perawatan Alami Ini
"Akibatnya, label beracun seperti: malas, bermasalah, egois, dan tidak pengertian dapat mengakibatkan orangtua menilai anak-anak mereka dengan identitas negatif tersebut," tambahnya.
Dan anak-anak yang dilabeli ini biasanya merasa frustrasi, terluka, marah, dan berduka.
"Lebih baik, fokus pada perilaku anak dan bagaimana cara memperbaikinya," sarannya.
BACA JUGA: Pulang Kampung, Kartika Putri Temui Harta Paling Berharga Baginya
3. Perilaku anak diambil hati secara pribadi
Mendengar Si Kecil mengatakan bahwa mereka tidak menyukai Moms, atau lebih buruk lagi, adalah hal sulit bagi setiap orangtua.
Mengingat Moms sudah memberi makan, mengganti popok, dan merawat Si Kecil sejak lahir, dan entah mengapa sulit mendengar kata-kata pujian dari mulut mereka.
BACA JUGA: Miliki Empat Lantai, Begini Bentuk Rumah Baru Adipati Dolken
Namun, hal ini sebenarnya sangat wajar dan merupakan bagian dari perkembangan anak untuk menegaskan rasa mandiri dan pemisahan mereka dari orangtua.
Orangtua beracun cenderung merasakan proses tumbuh kembang ini dengan diambil secara pribadi atau dimasukkan ke hati.
Hal ini dapat menyebabkan orangtua beracun bersikap tidak dewasa terhadap anak mereka dan menyimpan dendam, atau bahkan mendiamkan anak.
BACA JUGA: Minum Jus Jahe dan Wortel Setiap Hari, Khasiatnya Tak Terduga
Jika Moms merasa berperilaku tidak rasional karena yang diungkapkan Si Kecil, Moms mungkin perlu mengeksplorasi masalah yang memicu respons semacam itu.
4. Mencoba jadi teman baik anak
Anak-anak butuh orangtua untuk menjadi sosok sebagai orangtua, dan ketika malah "memaksakan" diri untuk menjadi teman, hasilnya adalah bencana.
BACA JUGA: Meski Bernutrisi, Ikan Ini Harus Dihindari Ibu Hamil dan Menyusui
Seperti misalnya berpakaian seperti anak mereka, berteman dengan teman mereka secara berlebihan, dan mengungkapkan banyak informasi pribadi kepada anak di usia muda.
Ketergantungan antara orangtua dan anak bisa membuat orangtua menolak untuk menemukan teman dalam kelompok usianya sendiri.
BACA JUGA: Tersenyum Malu, Maia Estianty Ungkap Cinta Pada Sosok
Batasi dan posisikan diri di tempat yang tepat sehingga Si Kecil merasa nyaman dan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara mental.
5. Membandingkan Si Kecil dengan anak lain
Salah satu perilaku terburuk dari orangtua, adalah membandingkan anak dengan saudara kandung atau teman-temannya dengan harapan ia akan menunjukkan perilaku baik yang sama.
Dr. Barbara Greenberg, Ph.D, seorang psikolog mengatakan, "Sebaliknya, Moms harus menghargai individualitas setiap anak, melakukan perbandingan merusak harga diri dan tidak dapat menjadi motivasi."
Semoga bisa menjadi cerminan untuk dapat mengasuh Si Kecil dengan tepat demi tumbuh kembangnya di masa depan ya, Moms.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR