Bakteri tersebut memecah karbohidrat yang belum tercerna di usus kecil.
Sehingga proses pemecahan karbohidrat tersebut menghasilkan udara.
Maka dari itu tak jarang ketika setelah makan banyak, perut kita akan terasa begah atau kekenyangan.
Sebab perut kita sedang berusaha mencerna karbohidrat dan menghasilkan banyak udara.
Mengunyah permen karet setelah makan, apalagi dengan porsi yang banyak hanya akan menambah gas yang ada di dalam perut kita.
Minuman berkarbonasi juga berpotensi membuat perut kita menjadi begah karena mengandung soda.
Terlalu sering mengunyah permen karet bisa membuat perut kita mengalami IBS atau irritable bowel syndrome.
Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, irritable bowel syndrome atau gejala iritasi pada saluran pencernaan.
Baca Juga: Cara Alami Atasi Perut Panas Saat Hamil, Kunyah Permen Karet hingga Konsumsi Pepaya
“Mengunyah permen karet bisa menyebabkan IBS, terlalu banyaknya udara yang tertelan sehingga bisa menyebabkan kembung dan perut sakit,” jelas dr. Patrick Takahashi, MD, gastroenterologi di St. Vincent Medical Center, Los Angeles, dilansir dari ABC News.
Orang yang mengalami IBS biasanya merasakan sakit dan menggejolak yang terus menerus pada bagian perut.
Gejolak yang dirasakan berupa diare sembelit, atau bahkan keduanya.
Pemanis buatan yang terkandung di dalam permen karet juga membuat perut kita menjadi kembung.
Dilansir dari health.grid.id, permen karet mengandung gula berjenis sorbitol yang tidak bisa dicerna di usus kecil.
Seterusnya, sorbitol langsung dibawa ke usus besar untuk difermentasi lalu menghasilkan udara.
Menurut Insider, orang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram sorbitol per harinya akan memiliki potensi yang lebih mengalami masalah kesehatan yang lebih serius.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | insider,health.grid.id,American Dental Association,National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Dise |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR