Tahukah Moms, buku cerita mengandung lebih banyak kosakata dibandingkan video atau film untuk anak.
Dilansir dari The Conversation, kosakata yang ada di dalam buku cerita paling tidak 50 persen lebih banyak dibandingkan film atau video.
Bagus jika Moms dan Dads sudah mengawali perkembangan si Kecil melalui buku cerita.
Lalu, apakah ini artinya mengenal kosakata dari buku lebih baik daripada melalui bentuk video seperti acara TV anak-anak?
Bisa dibilang, tidak juga.
Acara TV anak-anak juga menerapkan sistem repetisi atau pengulangan untuk disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.
Beberapa stasiun televisi menayangkan satu episode acara TV anak-anak berulang kali dalam beberapa hari.
Hal ini barangkali bukan karena stasiun TV belum sanggup menyayangkan episode baru dari tayangan TV tersebut.
Baca Juga: Tak Hanya Mainan, Happy Meal Kini Luncurkan Buku Cerita Anak!
Misalnya, menonton satu episode kartun anak-anak Blues Clues dalam lima hari berturut-turut akan menambah pemahaman anak-anak terhadap isi kartun tersebut.
Anak berumur tiga hingga lima tahun merupakan usia yang paling ideal apabila mengaplikasikan sistem pembelajaran yang repetitif seperti ini.
Namun tetap, Moms dan Dads perlu memerhatikan waktu menonton untuk si Kecil.
Akan lebih baik juga apabila buku cerita yang tidak berbentuk buku elektronik atau e-book.
Sebab buku elektronik akan membuat si Kecil berada di depan layar ponsel atau tablet di waktu yang cukup lama sehingga menambah screen time-nya.
Cahaya yang terpancar melalui gadget cenderung kurang baik bagi kesehatan mata dan otak si Kecil.
Ada baiknya jika Moms dan Dads memerhatikan juga hal tersebut.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | todaysparent.com,The Conversation,mother.ly,Psychology Today |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR