Nakita.id – Membaca dongeng sebelum tidur memang baik untuk perkembangan si Kecil.
Sebab, melalui membaca dongeng sebelum tidur, anak akan memiliki perbendaharaan kosakata yang lebih luas dibandingkan dengan anak yang tidak membaca dongeng sebelum tidur.
Apalagi bagi anak yang belum memulai bangku sekolahnya.
Dengan dibacakan dongeng sebelum tidur dan memiliki perbendaharaan kosakata yang luas, anak akan bisa lebih siap menghadapi sekolah.
Ditambah lagi, ternyata membaca buku-buku fiksi baik untuk perkembangan kemampuan bersosialisasinya.
Melalui buku-buku fiksi anak bisa terlatih menggunakan empati pada tokoh dalam buku ceritanya.
Anak yang terlatih empatinya cenderung lebih mudah untuk bergaul dan diajak bekerja sama dengan teman-teman dan gurunya.
Namun, pernahkah Moms mulai khawatir ketika anak hanya mau membaca buku yang ia sukai?
Membaca buku yang ia sukai mungkin hanya akan membuatnya membaca buku yang sama berulang kali.
Namun, peristiwa semacam ini tak perlu untuk Moms khawatirkan.
Sebab, hal ini menunjukkan suatu perkembangan di dalam dirinya.
Tak hanya membaca buku, apabila anak menemukan sesuatu yang lain menurutnya menyenangkan tentu saja ia akan selalu melakukannya berulang kali.
Contohnya menonton film atau menyanyikan lagu yang sama berulang kali.
Menurut Psychology Today ketika anak mulai suka untuk melakukan sesuatu berulang kali adalah hal yang sangat wajar.
Sebenarnya, apa, sih, yang sedang terjadi pada si Kecil yang suka melakukan sesuatu berulang kali?
Dalam fase ini, anak sedang mengembangkan preferensinya dari hal yang senang ia lakukan.
Anak mulai akrab dengan buku, film, atau lagu yang disukainya dan hal ini adalah salah satu proses pembelajaran.
Dilansir dari Psychology Today, preferensi yang ada pada anak biasanya berkembang bahkan pada saat dirinya belum lahir.
Pada saat masih dalam kandungan, ia merasakan dan mendengar hal yang cenderung berulang sehingga menjadi berkembang mengenali rasa dan suara.
Mereka berulang kali mendengar suara ibunya, bahasa yang digunakan sehari-hari, dan mengecap rasa dari cairan amnion.
Dari sini, anak sudah bisa mengembangkan daya tariknya.
Dilansir dari The Conversation, usia anak memengaruhi apa yang sedang mereka pelajari dan ingat dari informasi yang didapatkan.
Dalam pembentukan memori anak, ada dua hal yang menjadi tolok ukur, yaitu berapa lama ia harus mencerna informasinya dan apakah informasi yang didapatnya mudah untuk dilupakan.
Berulang kali menerima informasi yang sama, anak akan lebih mudah mencerna dan mengingat sumber informasi yang didapatkannya.
Anak berumur tiga hingga lima tahun membaca buku yang sama berulang-ulang kali juga mampu membuatnya memahami kosakata baru.
Sebuah penelitian dilakukan pada sekelompok anak berumur tiga tahun yang diminta membaca satu buku dan beberapa buku yang mengandung beberapa kosakata yang sama.
Penelitian tersebut berhasil membuktikan bahwa anak yang membaca satu buku berulangkali akan lebih mudah menyerap kosakata baru dibandingkan anak-anak yang membaca beberapa buku.
Maka dari itu, Moms tidak usah khawatir jika si Kecil membaca buku, menonton film, atau menyanyikan lagu yang sama berulang kali.
Mengembangkan kosakata yang diserapnya akan membuatnya lebih siap menghadapi sekolah.
Tahukah Moms, buku cerita mengandung lebih banyak kosakata dibandingkan video atau film untuk anak.
Dilansir dari The Conversation, kosakata yang ada di dalam buku cerita paling tidak 50 persen lebih banyak dibandingkan film atau video.
Bagus jika Moms dan Dads sudah mengawali perkembangan si Kecil melalui buku cerita.
Lalu, apakah ini artinya mengenal kosakata dari buku lebih baik daripada melalui bentuk video seperti acara TV anak-anak?
Bisa dibilang, tidak juga.
Acara TV anak-anak juga menerapkan sistem repetisi atau pengulangan untuk disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.
Beberapa stasiun televisi menayangkan satu episode acara TV anak-anak berulang kali dalam beberapa hari.
Hal ini barangkali bukan karena stasiun TV belum sanggup menyayangkan episode baru dari tayangan TV tersebut.
Baca Juga: Tak Hanya Mainan, Happy Meal Kini Luncurkan Buku Cerita Anak!
Misalnya, menonton satu episode kartun anak-anak Blues Clues dalam lima hari berturut-turut akan menambah pemahaman anak-anak terhadap isi kartun tersebut.
Anak berumur tiga hingga lima tahun merupakan usia yang paling ideal apabila mengaplikasikan sistem pembelajaran yang repetitif seperti ini.
Namun tetap, Moms dan Dads perlu memerhatikan waktu menonton untuk si Kecil.
Akan lebih baik juga apabila buku cerita yang tidak berbentuk buku elektronik atau e-book.
Sebab buku elektronik akan membuat si Kecil berada di depan layar ponsel atau tablet di waktu yang cukup lama sehingga menambah screen time-nya.
Cahaya yang terpancar melalui gadget cenderung kurang baik bagi kesehatan mata dan otak si Kecil.
Ada baiknya jika Moms dan Dads memerhatikan juga hal tersebut.
Ada beberapa tips yang bisa Moms lakukan untuk tetap mendorong hobi si Kecil di rumah.
Moms bisa tetap membiarkan anak untuk tetap membaca buku yang ia suka berulang kali.
Tak ada salahnya juga jika Moms juga mendampingi anak untuk membaca buku yang disukainya.
Selain untuk menghabiskan waktu bersama anak, Moms juga bisa membimbingnya menemukan sesuatu yang baru dari buku yang dibacanya.
Biasanya dengan bimbingan Moms dan Dads, anak akan memiliki seseorang untuk langsung ditanyai kosakata yang ia belum pahami.
Misalnya, dalam buku ceritanya ada gambar seekor jerapah.
Hari ini Moms bisa mengajaknya untuk memerhatikan gambar jerapah tersebut dan mengenali ciri-ciri khusus binatang jerapah.
Esoknya, lakukan hal yang sama pada gambar yang lain di dalam bukunya, gambar binatang gajah misalnya.
Baca Juga: Dongeng Membuat Bayi Cerdas, Berikut Ini Cara Mendongeng Untuknya
Tanyakan kepada anak ciri-ciri apa yang bisa ditemukannya dari seekor jerapah atau gajah.
Minta si Kecil untuk memerhatikan gambar binatang yang dimaksud.
Dengan begitu, setiap harinya akan ada informasi yang baru yang diserapnya.
Moms juga bisa menawarkan buku yang lain dengan topik yang sama.
Misalnya, buku yang saat ini disukainya adalah buku tentang kebun binatang.
Berikan kesempatan bagi si Kecil untuk memilih buku lainnya yang belum ia baca tentang kebun binatang.
Dengan begitu, pemahaman anak akan terlatih melalui buku yang ia baca berulang kali.
Pentingnya Penanganan yang Tepat, RSIA Bunda Jakarta Miliki Perawatan Khusus untuk Bayi Prematur
Source | : | todaysparent.com,The Conversation,mother.ly,Psychology Today |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR