Nakita.id - Menyapih anak ritual yang dilakukan banyak ibu di Indonesia.
Menyapih merupakan kegiatan saat Si Kecil mulai berhenti menyusu air susu ibu (ASI).
Para ibu menyusui mulai menghentikan pemberian ASI ketika dirasa nutrisi pada ASI tak mampu memenuhi bagi tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Cara Menyapih Anak dengan Nyaman dan Tanpa Drama, Ahli Sarankan Pakai Metode Sounding Seperti Ini
Saat menyapih, terkadang Moms perlu untuk bersabar.
Hal itu disebabkan oleh prosesnya yang memerlukan waktu lama dan harus dilakukan secara bertahap.
Waktu untuk menyapih pada anak memang berbeda-beda, dan itu semua menjadi keputusan masing-masing orangtua.
Dokter Spesialis Anak RSIA Stella Maris Medan, dr. Dewi Sari, M.Ked(Ped), Sp.A, mengatakan bahwa bagi Moms yang ingin menyapih anak tidak ada patokan terkait umur Si Kecil.
"Untuk menyapih ini sendiri tidak ada patokan usia sebenarnya," ujar dr. Dewi saat diwawancara Nakita.id, Senin (13/9/2021).
Pemberian ASI ekslusif pada anak sendiri telah diatur oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan badan kesehatan dunia WHO.
Dengan begitu, Moms bisa melakukan penyapihan yang disesuaikan dengan waktu pemberian ASI untuk anak.
Baca Juga: Cara Menyapih Anak Agar Tidak Rewel, Ternyata Moms Bisa Melakukannya dengan Beberapa Trik Ini
"Menyapih ini yang penting anak minimal sudah 6 bulan ke atas kalau bisa, karena disarankan oleh IDAI dan WHO sendiri pemberian ASI eksklusif itu sampai 6 bulan," sambungnya.
Jika Si Kecil sudah menginjak usia lebih dari 6 bulan, bukan berarti ia tak boleh mendapat ASI.
Moms bisa memberhentikan pemberian ASI jika dirasa ASI yang dikeluarkan tak lagi bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
"Kalau ASI masih banyak, masih bisa dilanjutkan sampai usia 2 tahun, jadi proses ASI bisa diberhentikan saat ASI sudah tidak ada ataupun tidak mencukupi," ucap dr. Dewi.
Menyapih anak memang tak boleh dilakukan secara sembarangan, sehingga Moms perlu memulainya secara perlahan.
Jika Si Kecil menginjak usia 6 bulan, maka peralihan ASI bisa dilakukan secara bertahap dengan memberikan makanan pendamping MPASI.
"Kita bisa juga menyapihnya dengan cara setengah, jadi kita berikan MPASI sebagai tambahan pada ASI tersebut," ujarnya.
Para orangtua bisa memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menghentikan pemberian ASI.
Moms bisa melihat apakah Si Kecil masih bersedia untuk meminum ASI.
"Di usia 2 tahun apakah kita harus stop tidak dibolehkan ASI, yang sebenernya itu tergantung lagi kepada anaknya dan ibunya, apakah anaknya masih mau menyusui dari ASI atau ASI yang diperah," sambungnya.
Baca Juga: Satu Tetesnya Mengandung Sejuta Manfaat, Inilah Kandungan Menakjubkan yang Terdapat dalam ASI
Menghentikan ASI bisa dilakukan saat melihat situasi dan kondisi antara ibu dan anak.
Jika Si Kecil sudah mulai menunjukan ketidaktarikan pada ASI, maka tak ada salahnya untuk menyudahi pemberian ASI eksklusif.
Penghentian ASI pada setiap anak memang berbeda-beda, maka Moms perlu bersabar dan tidak membanding-bandingkan jika sekiranya anak belum siap untuk disapih.
"Tapi, lain halnya bila ASI-nya sudah sedikit dan anak sudah sama sekali tIdak mau minum ASI, jadi apa boleh buat untuk menyetop ASI-nya. Setiap anak itu beda-beda kapan bisa menyapihnya dan kondisinya juga berbeda, jadi disesuaikan dari orang ke orang," pungkas dr. Dewi.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR