Stres dan ibu hamil ternyata saling memberikan pengaruh.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Endocrinology pada 2015 mengungkapkan stres dapat mempercepat peningkatan jumlah mikroba yang ada di vagina ibu hamil.
Kondisi ini dapat memengaruhi bayi yang lahir melalui vagina, yaitu dalam hal sistem kekebalan dan metabolisme tubuhnya.
Peningkatan mikroba ini juga disinyalir mempertinggi risiko terjadinya gangguan saraf pusat berupa autisme dan skizofrenia.
BACA JUGA: Lagi, di Solo Bayi Laki-Laki Malang Ditemukan di Dekat Tambal Ban
3.Mencegah masalah emosional
Ternyata kebiasaan bahagia selama hamil juga berdampak jangka panjang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Psychiatry mengungkapkan depresi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko masalah perilaku dan emosional pada anak.
Depresi saat kehamilan dialami 1 dari 5 wanita di seluruh dunia khususnya pada trimester akhir kehamilan.
Biasanya masalah depresi ini juga disebabkan oleh faktor lain seperti peristiwa sedih yang dialami selama kehamilan.
BACA JUGA: Minum Campuran Bawang Putih dan Madu Saat Perut Kosong Selama 7 Hari, Lihat Apa yang Terjadi
4.Mengancam tumbuh kembang janin
Para peneliti dari Imperial College London mencoba memunculkan bahwa depresi saat hamil bisa memunculkan bahaya lain.
Depresi dapat mengurangi enzim dalam plasenta sehingga janin mengalami perubahan epigenetik.
Perubahan ini menimpa DNA sehingga dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Depresi saat hamil ini juga dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan ekonomi.
“Depresi saat hamil lebih mungkin terjadi pada keluarga yang berada di tengah kekerasan politik, kerawanan pangan hingga kurangnya petugas kesehatan di sekitar ibu,” ujar Vivette Glover, salah seorang peneliti dari Imperial College London.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR