Apalagi, masa pandemi ini kebutuhan akan akses terhadap kesehatan mental sangat dibutuhkan.
Saat ini, kita masih berada di masa pandemi yang serba susah untuk melakukan sesuatu di luar.
Sebagian besar Moms dan Dads melakukan pekerjaan dari rumah.
Anak juga banyak yang masih harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Apalagi, anak akan mengalami perubahan emosi apabila ia tidak mendapat tidur yang cukup.
Sebuah studi menjelaskan adanya keterkaitan antara tidur dengan kesehatan emosional anak-anak.
Hal ini akan berpengaruh pada bagaimana mereka mengatur dan mengekspresikan emosi mereka.
Apabila diajak melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat, anak yang mengalami kurang tidur tidak terlihat bersemangat dan ceria.
Selama pandemi, anak mengalami perubahan emosional yang memengaruhi kesehatan mentalnya.
Dari penelitian yang dilakukan Save The Children, dari 1.500 keluarga, sebanyak 52 persen anak-anak mengalami kebosanan di rumah selama pandemi.
Dari survei tersebut sebanyak hampir 30 persen anak-anak mengalami kecemasan dan merasa tidak bahagia.
Anak-anak harus menghadapi perbedaan yang sangat signifikan dengan kehidupannya sebelum pandemi melanda.
Mereka kehilangan waktunya untuk beraktivitas di luar rumah, seperti sekolah dan bermain dengan teman-teman.
Ditambah lagi, anak-anak juga harus merasakan kesulitan ekonomi dan akses terhadap kebutuhan tertentu menjadi sangat terbatas.
Maka dari itu, salah satu caranya untuk mengatasi perubahan emosional yang mendadak pada anak-anak adalah dengan mendapat tidur yang cukup.
Source | : | Time,Healthline,Parents,Psychology Today,hopkinsallchildrens.org |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR