Nakita.id - Kandungan Per- and polyfluoroalkul substances (PFAS) yang biasanya terdapat pada alat masak, salah satunya teflon bisa berpangaruh bagi kemampuan ibu menyusui.
Kok bisa ya?
PFAS merupakan bahan kimia yang dibuat manusia sebagai fungsi anti-minyak dan air.
Biasanya, PFAS digunakan untuk membuat alat masak, proses pembuatan bahan tekstil, karpet, wadah, hingga kemasan makanan.
Mengutip dari Science Daily, rupanya PFAS ini berpengaruh bagi ibu menyusui dan juga bayinya.
Hal ini karena PFAS yang terlalu banyak masuk ke dalam tubuh ibu menyusui berisiko membuat Moms 20 persen lebih cepat berhenti menyusui.
Artinya, jika dalam tubuh ibu hamil mengandung banyak kandungan PFAS, baik saat makan dari alat masak yang terkandung PFAS atau lainnya, bisa jadi Moms akan lebih cepat menyapih si Kecil.
Hal ini karena PFAS mengandung senyawa yang mengganggu kerja endokrin pada ibu menyusui.
Endokrin sendiri bekerja sebagai sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang mampu menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah.
Kemudian, kandungan PFAS tidak terurai dan akan terlepas ke lingkungan.
Selanjutnya, kandungan tersebut bisa menumpuk seiring berjalannya waktu.
Hal ini sudah dibuktikan dalam penelitian yang terbit dalam Endocrine Society's Journal of Climical Endocrinologi & Metabolism.
Mengutip dari Sciene Daily, di dalam jurnal tersebut telah dibuktikan pengaruh PFAS terhadap kemampuan ibu menyusui.
Asisten Profesor dari University of Southern Denmark, Clara Amalie Gade Timmermann, Ph.D,. menjelaskan jika bahan kimia dalam PFAS juga mampu mengganggu kesehatan reproduksi manusia.
"Bahan kimia (PFAS) buatan manusia ini dapat menumpuk di tubuh dan memiliki efek merugikan pada kesehatan reproduksi," tutur Timmermann.
Selanjutnya, Timmermann juga menjelaskan bahwa hampir seluruh penduduk di dunia ini sudah terpapar PFAS.
Terlebih, kini PFAS makin banyak digunakan pada produk sehari-hari.
Padahal, kandungan PFAS yang menumpuk terlalu banyak di tubuh tak hanya mempengaruhi kemampuan menyusui tetapi juga infertilitas dan waktu pubertas hingga kesehatan reproduksi lainnya.
Adapun efek buruk PFAS pada kemampuan ibu menyusui memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang baik bagi ibu menyusui maupun si Kecil.
Baca Juga: Punya Bayi Jadi Sering Begadang, Ini Cara Ampuh Mengatasi Kurang Tidur bagi Para Ibu Menyusui
"Penyapihan dini yang tidak diinginkan secara tradisional biasanya dikaitkan denfgan faktor psikologis," jelas Timmerman.
Meski demikian, harapan para peneliti agar penelitiannya dapat membantu masyarakat untuk memahami bahwa semua Moms dapat menyusui hingga tuntas meskipun memiliki niat dan dukungan dari keluarga hingga ahli kesehatan.
Bisa jadi, faktor-faktor seperti PFAS ini jadi kendalanya.
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR