Nakita.id - Berhubungan intim merupakan salah satu kebutuhan yang wajib dipenuhi bagi setiap pasangan.
Bukan hanya untuk memuaskan nafsu semata, sebagian besar pasangan melakukan hubungan intim untuk mendapatkan keturunan dan menambah keharmonisan.
Selain itu, berhubungan intim juga bisa mendatangkan manfaat kesehatan.
Namun, untuk melakukan hubungan intim yang tepat dan aman, Moms dan Dads sebaiknya memiliki pengetahuan terkait hal tersebut.
Apabila tidak adanya pengetahuan yang cukup, bukan tidak mungkin Moms dan Dads akan merasa bingung terhadap reaksi organ reproduksi ketika melakukan hubungan intim.
Misalnya, banyak wanita yang mengalami luka ketika baru pertama kali berhubungan intim.
Hal tersebut tentu sangat wajar terjadi karena selaput dara menjadi rusak ketika Mr. P masuk ke dalam miss V dan menyebabkan luka.
Namun, biasanya ketika hubungan intim selanjutnya, Moms tidak akan mengalami luka lagi.
Akan tetapi, banyak juga wanita yang mengeluh karena sering kali terluka saat berhubungan intim meski bukan pertama kali.
Lantas, normalkah sering kali terluka saat berhubungan intim?
Menurut Dr. dr. Herbert Situmorang SpOG KFER dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI, Moms dan Dads yang bukan pertama kali berhubungan intim seharusnya tidak lagi terluka.
Adanya luka ketika berhubungan intim mungkin disebabkan karena rubrikasi yang kurang.
"Ini tidak normal, berhubungan intim itu tidak boleh ada luka. Jika ada luka, artinya kulit di kemaluannya itu tidak sehat, mungkin sangat kering. Mungkin saja saat sedang berhubungan intim tersebut rubrikasinya belum cukup, sehingga kita tahu pada saat penetrasi organ reproduksi pria ke organ reproduksi wanita memerlukan rubrikasi," jelas Dr. dr. Herbert dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Selasa (7/9/2021).
"Jika rubrikasinya kurang, maka bisa melukai kulit di vagina," imbuhnya.
Sedangkan, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah menjelaskan, untuk membuat rubrikasi cukup, Dads sebaiknya memberikan rangsangan yang tepat pada Moms atau foreplay.
"Perempuan itu memerlukan lendir atau cairan vagina yang cukup untuk rubrikasi. Untuk mengeluarkan rubrikasinya tersebut, biasanya kita perlu rangsangan yang kuat, jadi foreplay nya harus cukup baik," kata dr. Ni Komang saat dihubungi Nakita.id, Jumat (3/9/2021).
dr. Ni Komang menjelaskan, apabila terluka di daerah kewanitaan saat berhubungan intim, hal itu masih dianggap normal.
Namun, apabila mengalami perdarahan, kondisi pasca berhubungan intim itulah yang wajib Moms waspadai.
"Kalau terlukanya di daerah kewanitaan bagian depan tidak apa-apa, selama perdarahannya tidak banyak, dan tidak lebih dari satu hari, itu tidak apa-apa. Tapi, kalau berdarah pasca berhubungan, kita juga harus pastikan juga ada lecet di mulut rahim, adakah perlukaan di mulut rahim yang menyebabkan mungkin ke arah kanker mulut rahim itu juga harus waspadai," jelas dr. Ni Komang.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan: Apakah Berhubungan Intim di Trimester Akhir Bisa Mempermudah Persalinan?
"Berdarah pasca berhubungan tidak wajar, tapi kalau memang terjadi berulang kali ya harusnya diperiksakan dulu," tambahnya.
Senada dengan dr. Ni Komang, dr. Riyan Hari Kurniawan, SpOG, KFER dari Pusat Fertilitas Bocah Indonesia mengungkapkan, apabila terjadi perdarahan pasca berhubungan intim, Moms harus waspada karena bisa jadi pertanda adanya kanker serviks.
"Kalau misalnya para perempuan setelah berhubungan terjadi flek atau perdarahan, ini sebenarnya belum tentu, karena adanya luka organ intim. Tapi, bisa jadi adanya penyakit radang pada bibir rahim, yang kalau terkena gesekkan penis itu jadi lecet dan keluar darah. Bisa juga karena adanya penyakit pra kanker serviks, jadi kalau ada keluhan seperti itu ada baiknya segera periksakan saja ke dokter untuk memastikan apakah organ reproduksi sehat atau tidak," tutup dr. Riyan, Kamis (2/9/2021).
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR