Ahli Urologi Neel Parekh membantah pernyataan Minaj tersebut.
Menurutnya, terinfeksi Covid-19 lebih berbahaya daripada efek vaksin itu sendiri dan sudah banyak riset yang membuktikannya.
Sejauh ini, kata Parekh, tidak satu pun dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa vaksin dapat menyebabkan dampak negatif pada sistem reproduksi pria, termasuk menyebabkan pembengkakan atau penyusutan testis.
Vaksin mRNA dibuat dari virus yang sudah mati sehingga tidak menghasilkan jenis respons imun yang sama seperti vaksin lainnya.
Namun, orang dapat mengalami respons buruk terhadap vaksin hidup.
Tetapi, vaksin seperti Pfizer dan Moderna bukanlah vaksin virus hidup.
Kedua jenis vaksin tersebut tidak menghasilkan jenis respons yang sama dan tidak terintegrasi ke dalam DNA Anda.
Karena itu, jenis vaksin tersebut tidak akan memicu pembengkakan testis. Riset dari Universitas Miami juga menunjukan bahwa vaksin mRNA Covid-19 tidak akan menghambat produksi sperma.
“Penelitian tersebut meneliti kondisi air mani peserta riet sebelum dan sesudah menerima vaksin Covid-19. Tidak ada dampak negatif pada parameter atau fungsi sperma. Sebaliknya, parameter sperma meningkat tetapi tidak signifikan. Ini tidak berarti bahwa vaksin mRNA akan meningkatkan kesuburan Anda, tetapi kami tahu itu tidak merugikan,” ucap Parekh.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR