Nakita.id - Belum afdhol rasanya jika seorang yang mengaku sosialita atau selebriti belum menenteng tas bermerek yang harganya fantastis.
Nyatanya, seperti yang kita tahu rasa-rasanya seseorang belum sah menjadi sosialita jika belum menenteng tas layaknya Gucci, Hermes, hingga Louis Vuitton.
Harga-harga tas dengan merek tersebut biasanya berkisar puluhan juta bahkan ada yang sampai ratusan juta Moms.
BACA JUGA: Ini Alasan Harga Barang Branded Milik Syahrini Sampai Miliaran Rupiah
Namun, sebenarnya berapa harga bahan tas-tas bermerek tersebut? Atau, Apa yang membuat tas-tas branded menjadi begitu mahal?
Dilaporkan oleh sebuah Televisi lokal Italia, RAI menyatakan bahwa tas dengan merk Gucci yang juga produksi asli Italia ini nyatanya memiliki banyak permasalahan.
Bermula dari investigasi televisi tersebut di mana pada anak perusahaan mode yang berada di Tiongkok, dianggap menyalahi aturan karena mempekerjakan pekerjanya hingga 14 jam perhari.
Padahal secara hukum mereka seharusnya hanya akan bekerja selama 4 jam perhari saja.
Aroldo Guidotti dari subkontraktor Mondo Libero yang menangani Gucci di Tiongkok menyatakan bahwa para perajin tas tersebut adalah orang-orang pekerja lepas.
Rakitan tas para pengrajin tersebut yang kemudian akan dijual pada Gucci.
BACA JUGA: Gaya Hidup Mewah Artis 'Branded', Kekayaannya Bikin Geleng Kepala Moms
Tas Gucci rata-rata minimal dihargai dengan 1000 USD atau senilai dengan Rp. 13.000.000.
Namun, nyatanya rakitan yang mereka beli dari para pengrajin hanya seharga 24 euro atau kurang lebih hanya senilai dengan Rp. 400.000.
Jadi, perbedaan harga tersebut bahkan mencapai 30 kali lipat dengan harga rakitannya Moms.
Dari pihak Gucci sendiri menyatakan bahwa laporan televisi tersebut bisa saja salah, karena biaya perakitan belum di tambah dengan biaya pemotongan, pembungkusan, dan lain sebagainya.
"Tidak memberikan pernyataan yang benar atau akurat mengenai kebijakan dan prosedur pemasokan Gucci," kata pihak Gucci seperti dilansir pada routers.com.
Tak hanya Gucci, belum lama ini seorang pemerhati tas tanah air, Effi Rachmanto juga menemukan tas Hermes aslinya ternyata cacat produksi.
Kecacatan produksi tersebut menimbulkan bau tas yang menyengat mirip dengan bau jengkol.
Lalu bagaimana tas-tas tersebut menjadi begitu mahal ya, Moms?
Jawabanya tentu saja karena perancang yang legendaris dengan merek yang sudah mendunia.
Misalnya Hermes Birkin yang membuat produk berasal dari nama penyanyi Jane Birkin, dompet yang seharusnya seharga dengan 8000 USD (104 juta rupiah jika 1 US Dollar = 13.000 Rp) menjadi 150.000 USD (1,9 milyar rupiah jika 1 US Dollar = 13.000 Rp).
Kunci kemahalannnya terletak pada perancang, merek, bahan yang tak jarang menggunakan kulit hewan asli, hingga kelangkaan tas.
Biasanya semakin sedikit edisi tas, akan semakin mahal harganya Moms.
BACA JUGA: Waduh, Seorang Pemerhati Tas Temukan Hermes-nya Berbau Jengkol
Bagaimana, masih 'ngiler' ingin membeli tas seharga kendaraan? (*)
Rayakan Hari Ibu 2024, Cussons Baby Hadirkan Unfiltered Moments: Bangga Jadi Bunda
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR