Nakita.id - Moms, kalau misalnya Si Kecil tidak suka makan brokoli walau sudah dipaksa, sebaiknya biarkan saja.
Karena, Si Kecil ternyata ada benarnya, lo.
Melansir dari Today's Parent, menurut studi dari Journal of Agricultural and Food Chemistry, bakteri tertentu yang ada pada air ludah dapat berinteraksi dengan sayuran dari keluarga Brassica, seperti brokoli, kembang kol, dan kubis.
Baca Juga: Satu Keluarga Nyesel Kalau Tidak Mencobanya, Ahli Beberkan Fakta Tidak Terduga Soal Makan Brokoli
Dan dari interaksi itulah, akan memproduksi bau-aktif volatile sulfur yang terasa menjijikan bagi Si Kecil.
Meski sudah ada studi mengenai hubungan brokoli dan air ludah, studi inilah yang terbilang unik.
Karena untuk pertama kalinya, para peneliti mengikutsertakan anak-anak dan orangtuanya masing-masing sebagai tes subyek.
Juga, untuk pertama kalinya para peneliti akan membandingkan hasil penelitian dari masing-masing anak dan orangtua.
Kira-kira hasilnya seperti apa ya, Moms?
Ini dia hasilnya.
Studi menemukan bahwa jumlah produksi salivary volatile bervariasi di antara orang yang berbeda.
Sebagai informasi, produksi salivary volatile mengacu pada seberapa banyak air liur baik Si Kecil maupun Moms bereaksi terhadap sayuran jenis ini dan menciptakan hal-hal yang terasa menjijikan.
Percaya atau tidak?
Orangtua dan anak cenderung memiliki tingkat produksi yang sama.
Artinya, kalau Moms tidak menyukai brokoli sejak kecil, ada kemungkinan Si Kecil akan melakukan hal yang sama lo, meski sudah Moms paksa beberapa kali.
Tapi, kok bisa ya brokoli terasa menjijikan buat Si Kecil?
Pasalnya, di dalam brokoli (juga kembang kol dan kubis), terdapat zat kimia yang dikenal dengan dimethyl trisulfide.
Zat ini biasanya ditemukan dalam jumlah yang besar pada daging yang membusuk nih, Moms.
Jadi, mau seberapa banyak jumlah produksi air liur Si Kecil maupun Moms, zat kimia ini masih akan terus menempel di dalam brokoli, kembang kol, dan kubis.
Tidak hanya itu, Moms.
Merujuk pada studi yang sama, seiring waktu, saat air liur Si Kecil maupun Moms berinteraksi dengan sayuran jenis ini, jumlah dimethyl trisulfide akan terus meningkat, lo.
Sementara, jumlah zat kimia lain yang membuatnya lebih enak akan semakin berkurang.
Artinya, meski Si Kecil terus mengunyah sayuran ini secara perlahan, karena mereka tidak suka dengan rasanya, semakin dikunyah rasa menjijikannya itu akan semakin terasa.
Tapi, ada kabar baik, Moms.
Meski rasa brokoli terasa menjijikan, brokoli itu kaya akan kandungan kalsium, vitamin K, vitamin A, dan fosfor yang sangat bermanfaat lo buat kesehatan tubuh Si Kecil.
Nah, mau Si Kecel rewel atau tidak, Moms harus terus memberikan brokoli juga sayuran lain sebanyak mungkin untuk Si Kecil, ya.
Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, kebiasaan Si Kecil untuk mengonsumsi sayuran khususnya brokoli juga akan meningkat, lo.
Dari yang awalnya tidak suka, menjadi terbiasa dengan rasanya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Today's Parent |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR