Keterbatasan masyarakat akan akses terhadap kebutuhan sehari-hari memicu perkembangan stress.
Akibatnya, dilansir dari WHO, di masa pandemi ini kenaikan terhadap jumlah konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, insomnia, dan kecemasan.
Tak hanya orang dewasa saja yang mengalami.
Masalah kesehatan mental juga dialami oleh berbagai macam golongan.
Dari data yang didapat oleh WHO, setidaknya 72 persen remaja dan anak-anak juga mengalami masalah pada kesehatan mental.
Ibu-ibu yang sedang hamil dan ibu-ibu yang baru saja melahirkan juga menjadi kelompok rentan masalah kesehatan mental selama pandemi.
Setidaknya 61 persen dari ibu hamil dan ibu yang baru saja melahirkan mengalami gangguan terhadap mental.
Selain masalah penanggulangan penularan Covid-19, masalah gangguan kesehatan mental di masa pandemi juga memerlukan perhatian.
Mengapa begitu?
Sudah disebutkan di awal bahwa tak semua negara di dunia memiliki akses yang memadai pada layanan kesehatan mental.
Ada sebanyak 89 persen penduduk dunia yang menyetujui dibukanya akses yang lebih lebar terhadap layanan kesehatan mental di masa pandemi.
Tentu saja, ini perlu andil dari Pemerintah, tertama mengenai bantuan finansial.
Sayangnya, dari keseluruhan negara di dunia hanya sebanyak 17 persen yang mampu menyediakan layanan kesehatan mental yang baik untuk masyarakatnya.
Walaupun stress berkepanjangan berdampak buruk pada kesehatan mental dan akan membutuhkan penanganan ahli, sebenarnya stress bisa ditangani sedari dini.
Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk menangani stress selama masa pandemi.
Source | : | WHO,Insider,Penn Medicine |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR