Nakita.id - Ketika anak melakukan GTM (Gerakan Tutup Mulut), Moms pasti memikirkan berbagai cara untuk membujuknya makan.
Nah, ternyata solusinya adalah menciptakan suasana makan yang menyenangkan.
Misalnya, membiasakan makan bersama seluruh anggota keluarga di rumah.
Selain bisa quality time bersama, Si Kecil juga akan belajar mengenai proses makan yang baik.
Psikolog anak, Ratih Zulhaqqi, M. Psi, menekankan pentingnya makan bersama keluarga di rumah untuk mengatasi GTM pada anak.
"Makan bersama keluarga itu, artinya bukan hanya menunjukan bahwa makan harus bersama-sama di meja," ujarnya dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (9/10/2021).
Diharapkan saat makan bersama, orangtua dan anggota keluarga lainnya bisa mengajarkan bagaimana cara makan yang benar kepada Si Kecil.
"Begini lho proses makan itu. Jadi, makan itu harus duduk, terus kita fokus sama makanan dan menghabiskan makanan yang kita ambil," katanya.
Ratih juga menyarankan, terutama untuk anak yang sudah lebih dari 1 tahun, Moms bisa memberi kebebasan agar anak menentukan menu dan porsi makanannya sendiri.
"Minta mereka untuk ambil sendiri makanannya dan porsi yang mau mereka makan," ujarnya.
Selain itu, beri mereka pemahaman bahwa makanan yang dimasak di rumah adalah menu yang akan dikonsumsi oleh anak dan semua anggota keluarga.
Dengan kata lain, menu makanan ini pasti lebih menyehatkan daripada jajanan di luar.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Momen Sarapan Bersama untuk #FamilyQuality, Manfaatnya Tak Main-main Bagi Keluarga
Lebih lanjut, Ratih menyampaikan bahwa makan bersama keluarga seharusnya menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan.
Tapi, ingat Moms, sebaiknya jangan melakukan kebiasaan ini saat makan bersama keluarga, ya.
Yakni, memperhatikan anak makan dari awal sampai selesai.
"Anak bukan objek, kebayang enggak kalau cuma mereka doang yang makan sendiri terus semua orang ngelihatin," ujar Ratih.
Pasalnya, masih banyak orangtua yang melakukan kebiasaan ini saat makan bersama anak.
Misalnya, yang paling sering terjadi, memburu-buru anak yang makannya cenderung lambat.
"Kalau begini kira-kira bakal habis engga itu makannya? Yang ada cuma diputer-puter doang," kata Ratih.
"Akhirnya periode makannya jadi tidak menyenangkan dan akan memunculkan GTM," lanjutnya.
Suasana makan yang mencekam ini lama-kelamaan bisa memperngaruhi kondisi psikis anak, Moms.
"Secara psikologis, anak akan merasa apakah makan ini kebutuhannya atau kebutuhan ibunya ya," pungkas Ratih.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR