1. Usia menjadi faktor pada kehamilan anak kembar
Kehamilan sangat bergantung pada berbagai faktor, salah satunya yaitu usia.
Kebanyakan dokter mengatakan bahwa begitu perempuan melewati usia 30-40 tahun, akan sulit untuk hamil kembar.
BACA JUGA: Krim Malam Di Bawah Rp 50.000 yang Bisa Bikin Wajah Cerah? Ada!
Ironisnya, kemungkinan kehamilan kembar juga meningkat saat perempuan berusia lebih dari 30-40 tahun.
Hal ini disebabkan kenyataan bahwa seiring bertambahnya usia, ovulasi menjadi tidak menentu.
Moms bisa saja berovulasi dengan dua folikel dalam siklus yang sama, sehingga jika terjadi pembuahan, Moms akan memiliki kehamilan kembar.
2. Peningkatan kebutuhan asam folat
Perempuan hamil diminta untuk minum pil asam folat agar membantu mencegah cacat pada janinnya.
Saat hamil kembar, dokter akan meminta Moms untuk mengonsumsi lebih banyak asam folat dibanding perempuan yang mengandung satu bayi.
Perempuan yang hamil dengan satu bayi akan diminta untuk mengkonsumsi 0,4 miligram asam folat dalam sehari, sedangkan yang hamil anak kembar dapat diminta untuk mengonsumsi sampai 1 miligram asam folat sehari.
3. Moms harus menghadapi lebih banyak pengujian
Dokter akan meluangkan lebih banyak waktu untuk memeriksa Moms saat dilakukan pemeriksaan kehamilan anak kembar.
BACA JUGA: Kumpulan Foto Dads Ini Jadi Bukti Pentingnya Peran Suami Bagi Moms Saat Persalinan
USG juga akan memakan waktu lebih lama ketimbang saat melihat bayi tunggal.
Sayangnya, ini juga memberikan risiko ekstra juga.
Risiko keguguran meningkat pada kehamilan kembar saat prosedur amniosentesis dilakukan, yaitu prosedur prenatal untuk memeriksa apakah ada kelainan janin (cacat lahir) pada janin.
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | boldsky.com |
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR