Seiring semakin bertambahnya pola penyakit di masyarakat moderen, kebutuhan akan obat biosimiliars akan semakin bertambah pula.
Hal ini disebabkan karena pola perkembangan penyakit di masyarakat mulai bergeser dari penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang terjadi akibat bertambahnya usia seseorang, dan penyakit-penyakit serius. Contoh, stroke, kanker, dan diabetes.
Biosimilars diharapkan dapat bersaing secara harga dengan obat-obat kimia yang harganya relatif tinggi.
Walau murah, produk obat biosimiliars manfaatnya sama atau mendekati produk obat kimia.
Obat biosimiliars dibuat dari makhluk hidup yang memiliki kandungan serupa dengan bahan kimia.
Sejak 2016 Indonesia telah mengembangkan produk biosimiliars. Salah satunya yaitu trastuzumab atau produk monoklonal antibodi, yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara.
Pengobatan kanker payudara dengan trastuzumab atau produk monoklonal antibodi ini berbeda dengan pengobatan kemoterapi.
Trastuzumab jauh lebih presisi dan lebih selektif dibandingkan pengobatan kemoterapi. Karenanyalah dinilai akan lebih tepat sasaran dalam membunuh penyakit.
BACA JUGA: Kit Diagnostic, Cepat dan Tepat Deteksi Penyakit Berat dan Turunan
Untuk kit diagnostic, ini merupakan pro produk life science yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit secara cepat dan akurat, sehingga meningkatkan efektivitas terapi.
Salah satu contoh kit diagnostic adalah produk kit deteksi dini untuk pasien diabetes militus tipe 1 (DM Tipe 1).
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | nakita,nakita.id,https://www.biotek.lipi.go.id,stemcellnutrisi.com,biofarma.co.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR