Nakita.id - Memiliki buah hati tentu saja menjadi impian bagi pasangan yang sudah menikah.
Namun untuk memiliki buah hati, Moms dan Dads perlu melakukan berbagai persiapan.
Mulai dari fisik yang sehat, mental, dan juga financial Moms.
Pasalnya ketika memiliki buah hati kebutuhan pun akan meningkat.
Karena kebanyakan pasangan suami istri ingin selalu memberikan yang terbaik untuk buah hatinya ketika lahir ke dunia.
Hal tersebut lah yang membuat banyak pasangan suami istri akhirnya mengenyampingkan keinginan pribadi mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan anak.
Itu merupakan suatu hal yang wajar, karena setiap orangtua pasti rela berkorban untuk buah hatinya.
Namun tidak menutup kemungkinan juga Moms dan Dads akan merasa jenuh dan tertekan karena harus selalu mengenyampingkan keinginan pribadi untuk bisa memenuhi kebutuhan sang buah hati.
Jika hal tersebut terus-terusan terjadi, dan Moms atau Dads tidak mencari jalan keluarnya maka akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan mental.
Maka dari itu menurut Roslina Verauli, M.Psi., Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga, penting untuk Moms membicarakan tentang keuangan keluarga secara regular.
Melalui pembicaraan tersebut, Moms dan Dads bisa tahu sekaligus menentukan apakah boleh mengenyampingkan keinginan pribadi atau justru sebaliknya.
Ketika punya anak beban dan tanggung jawab pun akan bertambah maka untuk mengatur keuangan rumah tangga, Moms dan Dads harus memiliki kesepakatan bersama.
"Jadi yang paling penting dalam keuangan rumah tangga adalah seberapa sepakat, seberapa sesuai Moms dan Dads dalam mengeluarkan dan mengelolah keuangan. Begitu punya anak otomatis ada beban, ada peran yang bertambah, ketika seseorang berperan sebagai ayah, dan ibu maka tanggung jawabnya pun akan bertambah, dan ini jadi beban tersendiri," ungkap Roslina dalam wawancara khusus bersama Nakita.id, Rabu (06/10/2021).
Roslina juga menyarankan ketika memiliki buah hati, Moms dan Dads harus ingat bahwa biaya yang dibutuhkan akan semakin besar.
Bukan hanya untuk kehidupan sehari-hari anak, namun Moms dan Dads juga harus mempersiapkan biaya pendidikan untuk anak.
"Ketika punya anak sepakati dulu orientasinya untuk apa, apakah mau memberikan yang terbaik di awal seperti membeli tempat tidur bermerek, atau sebetulnya Dads dan Moms punya tujuan keuangan bahwa ketika punya anak yuk kita bikin rencana keuangan untuk anak kita juga.
Artinya harus ada budgeting, memastikan bahwa uang yang masuk dan keluar seimbang, harus ada saving dan investasi, buat siapa? Buat anda di hari tua, dan buat anak-anak khususnya ketika mereka sudah mulai memasuki usia sekolah, jadi yang mahal pada anak itu adalah biaya pendidikannya. Jadi jangan keluar banyak uang di awal sampai anda mengabaikan keinginan pribadi, setiap orang boleh punya keinginan asalkan jangan berlebihan," tambah Roslina.
Sedangkan Nerissa Wijaya, S.Psi., M.Psi., Psikolog Klinis Anak dan Keluarga di Karunya Family Care Center Surabaya, Jawa Timur, menyarankan agar Moms dan Dads tidak harus selalu menyampingkan keinginan ketika sudah memiliki buah hati.
Moms dan Dads juga perlu melakukan hal-hal yang diingini seperti menjalani hobi dan juga melakukan self care agar tidak terus-terusan merasa tertekan.
Nerissa juga menganjurkan agar budgeting untuk hobi dan self care harus ada dalam rencana keuangan keluarga.
Baca Juga: Lakukan 3 Tips Self-Care Ini untuk Jaga Kesehatan Mental Selama Pandemi
"Setiap pasangan suami, istri perlu memiliki waktu untuk melakukan hobi dan juga self care, apalagi ketika sudah punya anak. Hobi dan self care ini memang perlu dimasukkan ke dalam budgeting, jika orangtua tidak memiliki waktu untuk melakukan hobi atau self care tadi pasti akan berpengaruh terhadap kesehatan mental, bisa stres, bisa cemas, bisa frustasi, burn out, baik suami, dan istri keduanya rentan mengalami hal tersebut," ungka Nerissa dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Rabu, (06/10/2021).
Nerissa menegaskan agar Moms dan Dads bisa saling-saling berkomunikasi untuk membicarakan kebutuhan satu sama lain itu apa.
"Penting untuk kita bisa mengkomunikasikan satu sama lain kebutuhan kita apa, hobinya apa, self carenya apa, budgetnya berapa, itu harus transparan dan dikomunikasikan," tutup Nerissa.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR