Nakita.id - Masyarakat Indonesia kembali harus memperketat protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 lagi.
Bagaimana tidak, belakangan ini memang kasus Covid-19 dinilai lebih terkendali.
Angka pertambahan pasiennya menurun drastis, terlebih dari bulan lalu.
Tapi siapa sangka, belum lama ini Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya penambahan sebanyak 165 kasus varian baru di DKI Jakarta pada 16 Oktober 2021.
Dengan tambahan itu, maka total kasus varian baru di DKI Jakarta saat ini mencapai 1.237 orang.
Mengutip dari Kompas.com, dari jumlah tersebut, varian Delta paling mendominasi sebanyak 1.188 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus.
Sebelumnya, pada 2 Oktober 2021, total kasus varian baru di DKI Jakarta mencapai 1.072 orang.
Saat itu, varian Delta juga yang paling mendominasi yaitu sebanyak 1.023 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus.
Itu artinya hanya varian Delta yang bertambah di DKI Jakarta.
Sementara dua varian lainnya, Alpha dan Beta tidak.
PPKM DKI Jakarta turun ke level 2 Pemerintah kembali memperpanjang PPKM Jawa-Bali.
Perpanjangan itu dilakukan selama dua pekan, terhitung sejak tanggal 19 Oktober hingga 1 November 2021.
Terkait dengan perpanjangan itu, pemberintah melalui Kementerian Dalam Negeri menerbitkan aturan PPKM terbaru.
Aturan itu tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Nomor 53 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 dan Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.
Baca Juga: Varian Delta Belum Juga Usai, Peneliti Kembali Temukan Varian Baru Corona yang Disebut Lebih Ganas
Dalam Inmendagri itu menyebut bahwa DKI Jakarta termasuk salah satu daerah yang berstatus level 2. Itu artinya, PPKM DKI Jakarta turun level.
Sebelumnya, yakni 5-18 Oktober 2021, DKI Jakarta masih berstatus level 3.
Oleh sebab itu, pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
Bahkan, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo juga mewanti-wanti untuk tetap siaga.
"Sekali lagi kita harus mulai mengaktifkan ekonomi kita dan selalu siaga menghadapi semua hal yang tidak pasti," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Apkasi Otonomi Expo 2021 secara resmi yang digelar di Istana Bogor, Rabu (20/10/2021), mengutip dari Kompas.com.
Dia melanjutkan, kondisi dunia internasional saat ini juga penuh dengan sejumlah ketidakpastian dan keragu-raguan.
"Penuh dengan kompleksitas masalah yang sebelum-sebelumnya tidak pernah terjadi," ucapnya.
Dia kemudian mencontohkan, misalnya China dan beberapa negara Eropa mulai mengalami krisis energi. Kondisi ini sebelumnya tidak pernah diduga.
Meski demikian, menurut Kepala Negara, Indonesia diuntungkan dengan kondisi ini karena harga sejumlah komoditas naik.
"Saya yakin daerah-daerah yang diuntungkan utamanya yang punya kelapa sawit, batubara senang semuanya. Yang punya nikel, tembaga semuanya senang karena ekonomi dan hasil komoditas akan merangkak naik. Insya Allah merangkak naik," ucap Jokowi.
PT Nestlé Indonesia Luncurkan Program Distribusi 5.000 Bangku Daur Ulang ke 500 Sekolah Dasar di Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR