Nakita.id – Memiliki rumah sendiri tentu menjadi impian setiap orang.
Untuk mewujudkannya, tak sedikit orang yang kemudian rela banting tulang bekerja dari pagi sampai malam.
Apalagi, harga rumah saat ini terbilang sangat mahal.
Khususnya, jika ingin memiliki rumah di daerah perkotaan, tentu saja dana yang harus dipersiapkan akan lebih banyak.
Hal ituah yang menjadi permasalahan banyak orang, terutama pasangan muda yang baru menikah.
Karena harga rumah yang terlalu mahal, akhirnya kebanyakan pasangan muda yang baru menikah lebih memilih untuk mengontrak rumah, atau tinggal di kediaman orangtua terlebih dahulu.
Selain itu, faktor lainnya adalah gaji yang pas-pasan, sehingga belum cukup untuk membeli rumah.
Sebenarnya, keinginan punya rumah dengan gaji UMR tidaklah masalah Moms.
Namun, ada beberapa hal yang wajib Moms dan Dads perhatikan menurut perencana keuangan.
Menurut Rista Zwestika, S.Sos., AWP., CFP, Co-Head Advisory Finansialku, yang perlu diperhatikan pertama kali adalah melihat kondisi keuangan antara Moms dan pasangan.
“Kita harus tahu dulu kondisi keuangan kita itu kantongnya berapa. Kalau misalkan, kantongnya setelah digabung pendapatan suami, istri ada 8 juta itu kita lihat dulu kebutuhan kita setiap bulannya itu berapa, misal 6 juta, artinya kita masih punya 2 juta lagi,” kata Rista Zwestika dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Selasa (5/10/2021).
Jika Moms dan Dads ingin membeli rumah secara kredit, maka lihat dulu apakah cicilan setiap bulannya sesuai dengan pendapatan yang dimiliki
“2 juta ini yang bisa kita simpan dalam sebulan, artinya dalam satu tahun kita punya uang 24 juta, lihat harga rumahnya berapa, cicilan rumahnya berapa lama, berapa setiap bulannya, kira-kira masuk tidak dengan pendapatan yang kita punya,” tambah Rista.
Jika sudah dihitung ternyata cukup namun pas-pasan, Moms dan Dads mungkin tidak bisa memiliki dana darurat, dan hal itu tentunya bisa merepotkan.
Pasalnya, dana darurat sangat penting agar ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit, kehilangan pekerjaan, meninggal dunia, Moms masih punya uang yang bisa digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarga.
“Apabila masuk, namun mepet tapi kita tidak bisa menyiapkan dana darurat, kita tidak punya pegangan, itu agak sedikit repot. Ada baiknya, diatur dulu keuangannya, kalau memang tidak cukup, coba tanya lagi pada pasangan kira-kira idealnya kita harus punya,” jelas Rista saat dihubungi Nakita.id.
“Contohnya, ingin punya rumah harga Rp 300 juta, pendapatannya Rp8 juta, kira-kira bisa tidak beli rumah? Ya, jawabannya bisa tidak, bisa iya. Tergantung berapa lama cicilannya. Tapi, jika terjadinya risiko, maka akan sangat riskan. Artinya, harus tambah dulu pendapatannya, kira-kira harus di level berapa kita menambahnya? Ya harus lihat dulu, survei dulu rumahnya berapa, plus-minusnya, bagaimana transportasinya, gaya hidupnya, lingkungan sekolahnya seperti apa, fasilitas umumnya,” imbuhnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Alami Kesulitan Ekonomi, Berikut Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah dan Punya Anak
Jika sudah tahu dana yang dibutuhkan berapa untuk membeli rumah, maka Moms dan Dads bisa menentukan apakah pendapatan saat ini sudah sesuai atau belum.
“Dari situ kita lihat kira-kira setiap bulan berapa yang harus kita sisihkan, lalu kita sesuaikan. Apabila saat ini tidak sesuai, ya jangan dulu. Artinya, harus menaikkan dulu pendapatannya, ketika pendapatannya sudah naik, maka kita akan lihat kira-kira masih mampu tidak mengambil rumah dengan cicilan sekian persen,” tutup Rista.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR