Sering kali Moms dan Dads menyisihkan uang untuk biaya kesenangan.
Misalnya untuk berbelanja barang mewah, berlibur, atau sekadar refreshing.
Namun, sebaiknya pikirkan juga untuk dana darurat.
Sering kali, dana disisihkan di akhir bulan.
Sebaiknya, hal ini tidak dilakukan.
Menyisihkan dana darurat sebaiknya dilakukan di awal bulan dan sifatnya tidak bisa diganggu gugat.
Kecuali, saat sudah terjadi hal yang tak terduga seperti berkurangnya pemasukan di masa pandemi.
Lalu, bagaimana jika ternyata biaya pengeluaran untuk bulan ini mengalami surplus atau sisa?
Apakah sebaiknya dimasukkan ke dalam dana darurat?
Mengutip dari Facebook Live Nakita.id, Indra tidak menyarankan untuk memasukkan seluruh sisa pengeluaran ke dalam dana darurat.
"Kalau pengeluaran sisa, jangan dimasukkan ke dana darurat semua. Sisakan untuk investasi," jelas Indra, dikutip dari Nakita.id.
Misalnya, dalam pengeluaran bulanan Moms tersisa Rp 200 ribu.
Moms dan Dads bisa memasukkan Rp 100 ribu ke dana darurat, dan Rp 100 ribu ke investasi.
Penyusunan dana darurat memang penting untuk dilakukan dalam sebuah keluarga.
Apalagi, di masa pandemi ini yang membuat pemasukan menjadi tidak menentu.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR