Menurutnya, penyebab keguguran yang paling sering terjadi adalah ketika jumlah kromosom yang membentuk embrio biasanya mengalami ketidaknormalan.
"Ketika kromosom sel telur dan sperma bergabung membentuk embrio, mereka biasanya berpasangan dengan benar," ujar Lerner mengutip dari WebMD.
Meski demikian, kadang hal tersebut ditemukan secara acak.
"Tapi terkadang mereka teracak. Jika pasangannya salah, embrio akan berhenti berkembang. Ini tidak berarti ada yang salah dengan ibu atau ayah; kehamilan berakhir begitu saja karena tidak memungkinkan," jelas Lerner.
Sehingga Moms tak perlu menyalahkan diri sendiri dan harus mulai mewaspadai hal tersebut, salah satunya dengan rutin memeriksakan kandungan ke dokter sejak dinyatakan hamil.
Selain itu, Moms juga harus mulai mewaspadai berbagai tanda-tanda keguguran yang muncul saat hamil.
Hal ini karena berbagai tanda-tanda tersebut memungkinkan Moms untuk segera ke dokter dan mencegah berbagai risiko yang terjadi selain keguguran, misalnya komplikasi kehamilan dan lain sebagainya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR