Nakita.id – Moms tentunya tidak asing lagi dengan pepatah “Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Pepatah itu seringkali dikaitkan dengan kesehatan.
Sebelum terserang penyakit dan harus berobat, ada baiknya Moms lakukan pencegahan terlebih dahulu.
Sebagai orangtua, Moms perlu menerapkan anjuran pepatah tersebut, terutama untuk memastikan buah hati terbebas dari berbagai masalah kesehatan. Salah satunya, infeksi cacing usus atau yang biasa disebut dengan cacingan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, cacingan merupakan salah satu penyakit yang paling umum diderita oleh anak-anak. Pada 2020, WHO melaporkan ada lebih dari 568 juta anak usia sekolah di dunia yang mengalami cacingan.
Baca Juga: Cuci Baju Pakai Air Panas Ternyata Bisa Cegah Anak Kremian, Begini Langkah-langkahnya
Melansir laman parenting dan kesehatan Babycenter, Selasa (14/4/2020), anak yang terinfeksi cacing akan menunjukkan beberapa gejala, seperti mual, sakit perut, berat badan berkurang, dan rasa gatal di bagian anus.
Untuk mencegah pertumbuhan cacing parasit dalam tubuh, WHO menganjurkan baik anak-anak maupun orang dewasa untuk mengonsumsi obat cacing setiap enam bulan atau satu tahun sekali.
Sayangnya, masih ada orangtua yang menganggap bahwa konsumsi obat cacing tidak diperlukan selama si kecil terlihat sehat. Terlebih, saat lingkungan rumah sudah bersih, orangtua merasa aman dan terbebas dari risiko penyakit cacingan.
Padahal, transmisi telur atau larva cacing dapat terjadi melalui beragam medium. Telur atau larva cacing juga tidak kasat mata.
Baca Juga: Waspada Bila Si Kecil Menunjukan 7 Hal Ini Bisa Jadi Gejala Cacingan
Cacing bisa menular lewat air yang dikonsumsi atau air mandi, makanan dan minuman yang kurang higienis, atau kotoran yang menempel di tubuh anak saat beraktivitas di dalam maupun luar rumah.
Oleh sebab itu, selain menjaga kebersihan lingkungan serta memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi higienis, mengonsumsi obat cacing dapat menjadi langkah pencegahan cacingan yang efektif.
Cara kerja obat cacing
Untuk Moms ketahui, obat cacing bukanlah penyembuh, melainkan pencegah. Artinya, obat cacing sebaiknya diminum rutin sebelum gejala cacingan muncul.
Selain itu, gejala cacingan yang dialami si kecil tidak bisa disembuhkan hanya dengan minum obat cacing.
Baca Juga: Kerap Dianggap Sepele, Ternyata Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ini Bisa Memperburuk Pencernaan
Obat cacing berfungsi mencegah cacing yang menginfeksi usus di dalam tubuh berkembang dan merugikan tubuh lagi.
Beberapa obat cacing, seperti dikutip dari laman informasi kesehatan di Inggris, Patient, bekerja dengan cara melumpuhkan cacing yang ada di dalam tubuh. Cacing yang sudah mati akan ikut terbuang bersama feses.
Selain itu, ada pula obat cacing yang bekerja dengan cara mencegah agar cacing tidak dapat menyerap nutrisi di dalam usus. Dengan begitu, cacing akan mati kelaparan.
Namun, kemungkinan bahwa masih ada telur atau larva cacing yang tertinggal di dalam usus dan bisa berkembang lagi tetap ada. Oleh karena itu, si kecil dianjurkan untuk minum obat cacing secara rutin sesuai aturan.
Baca Juga: Anak Cacingan, Tak Perlu Ragu Memberi Obat, Umur Berapa Boleh Diberikan Obat Cacing?
Mencegah berbagai risiko penyakit
Mengonsumsi obat cacing secara rutin sesuai anjuran dapat menghindari si kecil dari berbagai risiko penyakit.
Meski WHO tidak mengkategorikan cacingan sebagai jenis penyakit yang sangat berbahaya atau kronis, penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan anak.
Dalam jurnal berjudul “The Effect of Worms Infection in Children and Adolescents” (2018) disebutkan, cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia akan menjadi parasit dan menghambat penyerapan nutrisi di usus.
Apabila proses pencernaan terhambat, tubuh akan kehilangan asupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin dalam jumlah banyak. Hal itu dapat berisiko menyebabkan kekurangan gizi kronis atau stunting pada anak.
Baca Juga: Tidak Boleh Dianggap Sepele, Kenali Gejala Autoimun Bisa Menyebabkan Penyakit Serius
Sementara itu, sebuah penelitian yang dilakukan di Afrika Tengah pada 2015 menemukan, infeksi cacing pada anak tidak hanya menyebabkan stunting, tetapi juga anemia dan kekurangan zat besi (iron deficiency).
Dalam penelitian itu ditemukan, 71 dari 328 anak usia sekolah yang diteliti menderita anemia. Menurut hasil observasi, cacing jenis cambuk dan pita menjadi penyebab utamanya. Keduanya menyerap darah di usus dan mengakibatkan tubuh kehilangan darah (blood loss).
Nah, dengan mengonsumsi obat cacing secara rutin, risiko-risiko yang ditimbulkan oleh infeksi cacing di atas dapat dicegah.
Memilih obat cacing pun tidak bisa sembarangan. Moms perlu memastikan obat cacing ampuh untuk membunuh cacing dan aman untuk dikonsumsi keluarga, termasuk anak-anak. Misalnya saja, seperti Konvermex.
Terbuat dari bahan aktif Pyrantel pamoate, Konvermex dapat membantu mengatasi cacingan yang disebabkan oleh infeksi parasit pada usus, seperti cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing rambut.
Dalam mengatasi cacingan, Konvermex bekerja dengan cara melumpuhkan dan menghancurkan cacing di dalam usus. Kemudian, cacing akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Moms tidak perlu khawatir karena Konvermex aman dikonsumsi anak-anak asalkan sesuai anjuran. Untuk diketahui, Konvermex tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi cair.
Khusus anak-anak, Konvermex cair tersedia dalam rasa jeruk yang bersahabat di lidah anak. Sementara itu, untuk orang dewasa, tersedia rasa vanilla latte.
Konvermex juga tersedia dalam dosis 125 miligram (mg) dan 250 mg. Sebelum dikonsumsi, pastikan Moms perhatikan dosis anjuran yang tertera di masing-masing kemasan.
Untuk mendapatkan informasi seputar produk dan cara pembelian, Moms dapat mengunjungi situs web Konimex Store. Anda juga dapat mengunjungi laman www.panduanbunda.com untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan si kecil.
Yuk, hindari penyakit cacingan dengan rutin konsumsi obat cacing Konvermex setiap enam bulan sekali!
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Nakita |
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR