Menurut Dwikorita, dilansir dari Kompas.com, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terhadap ancaman datangnya La Nina menjelang akhir tahun 2021.
Berdasarkan pemantauan terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur menunjukkan bahwa saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021.
Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan Indonesia harus segera bersiap La Nina yang diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang, setidaknya hingga Februari 2022.
Merespons kemungkinan terjadinya La Nina, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 34 provinsi untuk mengambil langkah kesiapsiagaan menghadapi fenomena ini.
Hal itu bertujuan untuk mencegah maupun menghindari dampak buruk bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, yang dipicu fenomena tersebut.
"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina tahun 2020 menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia hingga 20 persen sampai dengan 70 persen dari kondisi normalnya," pesan Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi, dikutip dari laman BNPB, Jumat (29/10/2021).
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR