Nakita.id - Salah satu tanggung jawab menjadi orangtua adalah mendidik anak.
Moms dan Dads diwajibkan untuk merawat dan mengasuh anak dengan baik agar ia tumbuh menjadi manusia yang memiliki banyak manfaat untuk keluarga dan juga orang lain.
Namun, akan terasa berbeda bagi para orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
Memiliki anak berkebutuhan khusus menjadi tantangan tersendiri yang perlu dihadapi.
Para orangtua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus harus pandai dalam menerapkan pola asuh yang benar.
Jangan sampai pola asuh yang selama ini dilakukan membuat Si Kecil dan Moms sendiri merasa tertekan.
Moms dan Dads bisa memilih mana pola asuh yang harus dilakukan dan tak perlu dilakukan yang bisa disesuaikan dengan kondisi dari sang anak.
Menurut dr. Tri Gunadi, AMD. OT, S.Psi, Pendiri Yamet Child Development Center, pola pengasuhan anak berkebutuhan khusus yang baik diperankan oleh orangtua.
Orangtua menjadi kekuatan utama untuk memberikan pola asuh agar kemampuan anak dapat berkembang dengan baik
"Kontrol orangtua dalam mengasuh anak dan derajat kehangatan orangtua harus tinggi," ujar dr. Tri saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita.id, Senin (1/11/2021).
Para orangtua harus mengetahui hal apa saja yang memang diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus.
Dalam pola pengasuhan anak berkebutuhan khusus, sebaiknya para orangtua tidak diperkenankan untuk melakukan hal-hal negatif yang dapat memperburuk kondisi sang anak.
Tanpa disadari, orangtua yang terlalu otoriter dan mengekang anak berkebutuhan khusus untuk melakukan aktivitas yang disukai malah akan mengganggu pertumbuhan Si Kecil.
"Orangtua tidak boleh otoriter, orangtua tidak boleh berperan seperti bos, kaku, penuh aturan dan arahan, enggak boleh uninvolved atau tidak terlibat dalam pengasuhan anak," imbuhnya.
Dalam penerapan pola asuh memang sangatlah beragam, ada orangtua yang terlihat sangat cuek dan ada pula Moms dan Dads yang selalu ingin membantu ketika anak berkebutuhan khusus melakukan aktivitasnya.
Padahal, menurut dr. Tri, kedua hal tersebut sebaiknya tak lagi dilakukan dalam menerapkan pola asuh untuk anak berkebutuhan khusus.
"Enggak boleh indulgent atau permisif atau memanjakan, jadi orangtua minim arahan tidak boleh dan tidak jelas aturannya tidak boleh," ujar dr. Tri.
Ia pun mengimbau sebaiknya Moms dan Dads menerapkan pola asuh authoritative yang mana bisa membebaskan anak berkebutuhan khusus untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai dengan tetap memberikan batasan-batasannya.
"Yang boleh pola asuhnya authoritative atau demokratis, dimana anak itu bebas tetapi ada batasannya. Otomatis orangtua akan membuat batasan," katanya.
Moms mungkin bisa memberikan batasan seperti dengan membuat waktu makan, waktu bermain, dan waktu tidur, yang harus dijalankan secara konsisten.
Cara seperti ini tak hanya membuat anak berkebutuhan khusus dapat menjalankan kewajibannya, tetapi bisa membuat tumbuh kembangnya lebih sehat dan selalu bahagia.
"Batasan itu sangat penting, jadi jangan takut menetapkan batasan pada anak berkebutuhan khusus, karena batasan itu akan membuat anak berkebutuhan khusus bahagia dan sehat," pungkas dr. Tri.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR