Melihat anak berkebutuhan khusus sulit untuk menghabiskan makanannya membuat para orangtua melakukan berbagai macam cara agar makanan tersebut bisa habis.
Salah satu contoh, Moms membiarkan anak makan sambil bermain, padahal cara tersebut fatal untuk dilakukan karena tak bisa mengajari anak berkebutuhan khusus untuk mengetahui bagaimana cara makan yang benar.
"Seringkali orangtua salah ngajarinnya. Makan sambil main-main di taman, makan sambil tidur-tiduran di tempat tidur itu yang menjadi anaknya tak mempunyai keterampilan kasar," ucap dr. Tri.
Perkembangan motorik halus juga harus diajarkan agar anak mau makan sehingga kebutuhan gizinya kelak terpenuhi, Moms bisa mengajarkan anak berkebutuhan khusus dengan melibatkan pergerakan di tangan dalam kehidupan sehari-hari seperti dengan makan sendiri.
"Sedangkan pada motorik halus bagaimana anak memegang sendok, garpu dan itu di awali dari sejak bayi diajarkan yang namanya finger food. Finger food penting karena kemampuan memegang akan berdampak panjang untuk ketarampilan hidup anak," tuturnya.
Kemampuan makan anak bisa juga diajarkan ketika anak berkebutuhan khusus baru memasuki masa MPASI.
Tetapi dr. Tri menghimbau ketika memberikan MPASI untuk anak berkebutuhan khusus sebaiknya perhatikan tekstur makanan yang Moms sajikan, jangan sampai tekstur memperlambat keterampilannya dalam mengoral makanan.
"Lalu, kemampuan motorik oral. Jadi harus diajarkan dari mulai MPASI, MPASInya pun harus benar sampai 12 bulan. Seringkali orangtua masih memberikan makanan lembut yang jadi menyebabkan keterampilan oral motoriknya bermasalah," imbuhnya.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR