Nakita.id - Pemenuhan gizi anak memang sangat penting untuk dilakukan para orangtua.
Termasuk pada anak berkebutuhan khusus.
Kebutuhan gizi anak berkebutuhan khusus harus tercukupi dengan seimbang agar mereka bisa terhindar dari kekurangan atau kelebihan gizi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Mencukupi Kebutuhan Gizi Anak Berkebutuhan Khusus? Ini Penjelasannya Menurut Ahli
Tetapi ada satu waktu anak berkebutuhan khusus enggan untuk mengonsumsi makanan yang telah Moms buat.
Jika anak tak ingin makan, maka jangan harap pemenuhan gizinya akan tercukupi.
Saat anak berkebutuhan khusus susah makan dan kebutuhan gizinya tak bisa tercukupi, Moms dan Dads harus mencari tahu terlebih dahulu apa penyebabnya.
Dengan mengenal penyebabnya apa, maka Moms dan Dads akan tahu solusi apa yang bisa diterapkan.
Anak berkebutuhan khusus tak bisa mendapatkan gizi seimbang bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurut dr. Tri Gunadi, AMD. OT, S.Psi, pendiri Yamet Child Development Center, biasanya mereka enggan untuk makan karena cara pengolahan dan cara pemberian makan yang salah
Jika anak enggan untuk makan maka lambat laun kebutuhan gizinya tak akan tercukupi.
"Cara pengolahan yang salah, cara memberikannya salah," ujar dr. Tri saat diwawancara oleh tim Nakita.id, Senin (1/11/2021).
Anak berkebutuhan khusus perlu didampingi para orangtua ketika mereka hendak makan.
Moms dan Dads harus paham dan mengajarkan anak berkebutuhan khusus bagaimana cara makan yang benar.
"Seringkali orangtua salah dalam memberikan makan, misalnya contoh tidak mengajari makan. Yang jadi masalah pada anak berkebutuhan khusus adalah orangtua yang salah dalam cara pemberian makan," sambungnya.
Menurut dr. Tri cara makan merupakan sebuah keterampilan dan bagi anak berkebutuhan khusus keterampilan tersebut harus diajarkan terlebih dahulu oleh para orangtua agar kebutuhan gizinya tetap terpenuhi.
"Makan adalah sebuah keterampilan dan keterampilan itu harus terpenuhi dan keterampilan itu harus diajarkan," tutur dr. Tri.
Melihat anak berkebutuhan khusus sulit untuk menghabiskan makanannya membuat para orangtua melakukan berbagai macam cara agar makanan tersebut bisa habis.
Salah satu contoh, Moms membiarkan anak makan sambil bermain, padahal cara tersebut fatal untuk dilakukan karena tak bisa mengajari anak berkebutuhan khusus untuk mengetahui bagaimana cara makan yang benar.
"Seringkali orangtua salah ngajarinnya. Makan sambil main-main di taman, makan sambil tidur-tiduran di tempat tidur itu yang menjadi anaknya tak mempunyai keterampilan kasar," ucap dr. Tri.
Perkembangan motorik halus juga harus diajarkan agar anak mau makan sehingga kebutuhan gizinya kelak terpenuhi, Moms bisa mengajarkan anak berkebutuhan khusus dengan melibatkan pergerakan di tangan dalam kehidupan sehari-hari seperti dengan makan sendiri.
"Sedangkan pada motorik halus bagaimana anak memegang sendok, garpu dan itu di awali dari sejak bayi diajarkan yang namanya finger food. Finger food penting karena kemampuan memegang akan berdampak panjang untuk ketarampilan hidup anak," tuturnya.
Kemampuan makan anak bisa juga diajarkan ketika anak berkebutuhan khusus baru memasuki masa MPASI.
Tetapi dr. Tri menghimbau ketika memberikan MPASI untuk anak berkebutuhan khusus sebaiknya perhatikan tekstur makanan yang Moms sajikan, jangan sampai tekstur memperlambat keterampilannya dalam mengoral makanan.
"Lalu, kemampuan motorik oral. Jadi harus diajarkan dari mulai MPASI, MPASInya pun harus benar sampai 12 bulan. Seringkali orangtua masih memberikan makanan lembut yang jadi menyebabkan keterampilan oral motoriknya bermasalah," imbuhnya.
Saat kecil Moms mungkin ingat ketika orangtua mencontohkan berbagai macam cara agar Moms mau membuka mulut untuk makan, seperti mulut yang terbuka sambil orangtua berkata 'Ayo nak buka mulutnya pesawat hendak mendarat atau buka mulutnya yammm'.
Nah, cara tersebut sebaiknya dilakukan kembali ketika Moms menyuruh anak berkebutuhan khusus untuk makan agar mereka paham bagaimana cara makan yang benar.
"Kemampuan meniru juga penting. Orangtua zaman dahulu menirukan agar anak mau makan sehingga bisa mengunyah. Sedangkan orangtua sekarang tak mengajarkan itu sehingga anak tak mengerti konsep makan," ujar dr. Tri.
Salah satu kunci penting tercukupinya kebutuhan gizi anak berkebutuhan khusus adalah komunikasi, dengan komunikasi Moms bisa memahami apa yang diinginkan anak ketika makan.
Sedangkan saat ini menurut dr. Tri banyak orangtua yang abai dan terkesan diam sehingga kedekatan antara orangtua dan anak ketika makan tidak terjalin.
"Komunikasi juga penting. Orangtua serigkali menyuapi anak ya begitu aja tanpa ada komunikasinya sedangkan orang zaman dahulu ada interaksi supata adanya bounding," pungkas dr. Tri.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR