Nakita.id - Banyak pertanyaan yang timbul terkait posisi tidur bayi.
Hal ini cukup riskan karena posisi tidur pada bayi yang tidak tepat bisa berakibat cukup fatal pada kesehatan.
Menurut ahli, bayi disarankan untuk tidur terlentang dan tidak terlalu lama tidur dengan posisi miring ke samping kanan maupun kiri.
BACA JUGA : Bahaya SIDS, Sindrom Kematian Mendadak Pada bayi
Jika terlalu sering terjadi, ada beberapa risiko yang mungkin dialami oleh Si Kecil.
Apa saja risikonya?
1. Harlequin color change
Dalam kondisi ini, sisi tubuh bayi yang menjadi penopang tidur berubah menjadi merah muda atau merah.
Istilah medisnya adalah eritema unilateral, dan ini mempengaruhi hampir 10% bayi yang baru lahir.
BACA JUGA : Sederhana! Inilah 6 Aktivitas Stimulasi Agar Bayi Cerdas
Kondisi ini mungkin akan lebih mengkhawatirkan bila terjadi berjam-jam karena warna akan semakin memerah.
Pakar medis tidak mengetahui alasan yang tepat untuk fenomena ini, namun mereka menduga disebabkan oleh pembuluh darah bayi.
Warnanya menunjukkan kemungkinan akumulasi sel darah merah, karena gravitasi, di antara pembuluh darah kutaneous (pembuluh darah yang dekat dengan kulit).
Hal ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang belum matang pada bayi.
Perubahan warna harlequin ini sendiri adalah kondisi yang tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya.
2. Flatheads
Tulang tengkorak bayi tetap lunak dan masih mudah dibentuk.
Tulang lunak secara alami menimbulkan risiko pengembangan flathead atau kepala datar.
BACA JUGA : 10 Makanan Tak Seharusnya Untuk MPASI. Nomor 5 Paling Sering Diberikan
Flathead terjadi saat kepala bayi ditempatkan dalam satu posisi berulang kali sampai tekanan terbentuk di satu tempat di tengkorak.
Hal ini pada dasarnya merupakan anomali kerangka tetapi dapat menyebabkan pertumbuhan otak kerdil karena ruang kranial yang kurang untuk dikembangkan otak.
Hal ini dapat menghambat kemampuan kognitif bayi di kemudian hari.
Flatheads juga terjadi jika bayi tidur lurus tapi menempelkan kepalanya ke samping.
Bila didiagnosis tepat waktu, flatheads bisa dikoreksi dengan menggunakan kawat gigi yang disebut helm bayi karena tulang tengkorak bayi masih cukup lunak untuk diposisikan sendiri.
Kepala kawat gigi diresepkan oleh dokter dan dibuat oleh produsen medis bersertifikat atau rumah sakit.
Jika kondisi bayi tidak parah, maka dokter hanya akan merekomendasikan reposisi sisi tidur bayi Moms untuk memperbaiki flathead.
Moms bisa mencegahnya dengan menggunakan bantal khusus untuk bayi yang didesain untuk mencegah flatheads.
3. Torticollis
Torticollis adalah pemendekkan otot pada leher sehingga memengaruhi pertumbuhan otot dan pertumbuhan tulang.
Hal ini bisa diakibatkan oleh posisi tidur miring apda bayi.
BACA JUGA : Ini Tanda Perkembangan Normal Bayi 3-6 Bulan. Cek, Yuk!
Jika sudah dalam kondisi parah, terapi fisik akan membantu melepaskan kekakuan pada otot.
Dokter mungkin menyarankan untuk memakai pakaian khusus untuk terapi pada tubuh bayi dengan bantalan lembut di dekat leher.
Bantalan ini mendorong kepala ke arah yang berlawanan, secara bertahap membawa kembali leher ke posisi normalnya.
Dokter juga akan memberi Moms beberapa teknik tidur yang aman agar kondisi bayi membaik.
4. Risiko tersedak
Tidur di samping menciptakan torsi di tenggorokan (trakea) yang bisa membuat sulit bernafas bagi bayi.
Hal itu pun dapat mengakibatkan akumulasi makanan yang dimuntahkan sekitar lubang trakea sehingga menimbulkan bahaya tersedak.
BACA JUGA : Cek Moms! Inilah Tanda Perkembangan Normal Pada Bayi 0-3 Bulan
Posisi ini meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Moms bisa mencegah bayi tidur miring dengan lebih memerhatikan dan membenarkan posisi saat bayi tertidur.
Kondisi tersedak ini umumnya tidak banyak berisiko di Indonesia sebab Moms dan Dads di Indonesia cukup sering memantau anak tidur.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | momjunction.com |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR