Nakita.id - Penyakit diabetes menjadi salah satu penyakit ancaman serius yang tak boleh disepelekan.
Diabetes sama mematikannya dengan penyakit yang menyebabkan tingginya angka kematian terbesar seperti stroke dan penyakit jantung.
Bahkan, penyandang diabetes di Indonesia setiap tahunnya semakin bertambah.
Diabetes dapat ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Ada dua tipe diabetes yang harus Moms tahu, pertama diabetes tipe 1. Diabetes ini biasanya kerap terjadi kepada anak-anak.
Sedangkan, yang kedua adalah, diabetes tipe 2 yang kerap diidap oleh para penderita diabetes di seluruh dunia.
Diabetes juga dapat terjadi selama kehamilan, yang dinamakan diabetes gestasional.
Diabetes sangat berbahaya, bahkan bisa menjadi penyebab pembunuh diam-diam atau silent killer.
Maka sudah seharusnya, Moms lebih peduli untuk memeriksakan kondisi kesehatan sejak dini untuk mencegah adanya penyakit komplikasi.
Dalam acara webinar 'Cegah Dini Komplikasi Ginjal Pada Pejuang Diabetes', Selasa (16/11/2021), Prof. DR. dr. Sidartawan, SpPD-KEMD, FINASIM- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik, menjelaskan apa saja ciri-ciri orang yang berisiko terkena diabetes.
Guna mencegah penyakit diabetes, setiap orang perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, meskipun Moms belum menemukan adanya tanda-tanda terkena diabetes.
Pemeriksaan dini penting dilakukan sebelum Moms mengalami risiko yang lebih berat.
"Kita ada keluarga diabetes, kondisi tubuh yang gemuk, sebaiknya ceklah terlebih dahulu, jadi mindset kita harus ubah, screening lebih penting dibanding pengobatan," ujarnya
Namun, masyarakat Indonesia kerap mengabaikan begitu saja dan merasa malas untuk memeriksakan kesehatannya.
Padahal, pencegahan dini ini dapat mencegah kondisi diabetes yang lebih parah.
Jika saat pemeriksaan Moms diketahui ada di fase prediabetes, fase dimana kadar gula darah berada di atas batas zona aman, maka perlu adanya langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah terjadinya diabetes sungguhan.
"Kalau screening kemudian kita prediabetes kita hatus ubah lifestyle, olahraga lebih banyak, jika setahun sekali dicek diabetesnya," ucap dr. Sidartawan.
Tetapi jika seseorang sudah memasuki fase diabetes perlu melakukan konsultasi yang lebih ketat dengan dokter.
Nantinya dokter akan memeriksakan dan memilih obat apa yang akan diberikan bagi para penderita diabetes.
"Kalau sudah tahu diabetes dan makin tinggi obatnya, maka kontrol harus dilakukan seumur hidup, makin tinggi makin sering kontrolnya. Nanti di cek fungsi ginjal, fungsi jantung, fungsi pembuluh darah. Semakin banyak komplikasinya semakin banyak juga obatnya," jelas dr. Sidartawan.
Dalam acara yang sama, dr. Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM- Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal & Hipertensi, mengatakan jika diabetes dibiarkan dalam rentan waktu yang cukup lama, maka seseorang bisa mengalami diabetes tipe II yang lebih berbahaya.
Diabetes tipe II sulit untuk disembuhkan yang pada akhirnya nanti akan menyebabkan berbagai macam penyakit komplikasi.
Moms bisa saja terkena stroke, gangguan organ hati, gangguan fungsi ginjal, dan munculnya luka pada tubuh yang memang kerap terjadi pada penderita diabetes.
"Komplikasi teradi karena telah berlangsung cukup lama, jika orang terkena diabetes tipe II kemungkinan besar sudah ada komplikasi," terang dr. Tunggul.
Dokter Tunggul mengimbau agar setiap orang mau peduli untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter.
Baca Juga: Sambut Hari Diabetes Sedunia, Moms Wajib Tahu Perbedaan Hiperglikemia dan Diabetes
Setidaknya, lakukan konsultasi secara berkala bersama dokter selama tiga bulan.
"Jangan tunggu ada gejala terlebih dahulu. Secara berkala, kontrol paling tidak tiga bulan," sambungnya.
Diabetes sejatinya bisa dicegah dengan tetap menerapkan pola hidup sehat.
Dokter Sidartawan kembali menegaskan dengan melakukan pola hidup sehat tubuh dapat terhindar dari berbagai macam penyakit kronis, salah satunya diabetes.
"Mengatur makan artinya tidak ada diet khusus, melakukan aktivitas fisik, memberikan obat sesuai anjuran, kendalikan serta pantau apakah obat yang dikonsumsi ini cukup dan juga edukasi," pungkas dr. Sidartawan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR