Cerita Perjuangan Hamil Caca Tengker
BACA JUGA: 5 Potret Jadul Artis Lawas Cantiknya Alami, Bisa Tebak Foto Siapa Ini?
"Ga nyangka banget suatu hari aku bakal menghindari yang namanya daging sapi. Ngebayanginnya aja ga nafsu, apalagi makan. Selain itu aku juga suka banget ayam balado yang biasa dibuat di rumah. Sekarang aku nyium baunya dari jauh aja rasanya pengen kabur dari rumah," tulisnya di instagram
Namun, adik ipar Raffi Ahmad ini tetap semangat dan menikmati perjalanan kehamilannya.
Bahkan di kehamilan pertamanya ini ia juga mendapatkan kulit wajah berjerawat, tulang ekor sakit setiap duduk dan sering mual serta muntah.
Tak hanya itu, Caca juga mengaku lebih gampang menangis di trimester pertama.
BACA JUGA: Umurnya Sudah 50-an Tahun, Beberapa Seleb Ini Masih Cantik Awet Muda
Perjuangan kehamilan pertamanya ini bahkan sudah dimulai sejak proses penanaman embrio ke rahimnya.
Saat itu pasangan muda ini memutuskan transfer satu embrio yang ternyata juga membutuhkan perjuangan.
Caca Tengker harus minum air putih sebanyak mungkin hingga membuatnya mual.
"Aku ternyata harus minum air putih banyak banget, sampe mual saking banyaknya. Hal ini fungsinya untuk memenuhi kandung kemih sehingga dinding rahim terlihat nyata dan kontras di alat UltraSonoGraphy. Aku harus menahan untuk buang air kecil selama proses ET," tulis Caca Tengker.
Terakhir aku cerita tentang program ivf aku di @morula_ivf itu ketika aku lagi ngecek perkembangan embryoku di hari ke-3 (12 December 2017). Dua hari setelahnya, aku dateng lagi ke Bunda International Clinic di Menteng, Jakarta Pusat, untuk melihat perkembangan embryo. Ternyata ada 5 embryo yang kualitasnya good (baik) dan sisanya moderate dan poor. Saat itu sempat terpikir untuk menunda proses Embryo Transfer (ET, yaitu menanamkan embryo ke rahim perempuan), tapi akhirnya Mas @barry.tamin dan aku memutuskan untuk melakukan ET di hari yang sama dengan satu embryo pada tanggal 14 December 2017 lalu. Nah keputusan untuk menanamkan satu embryo juga sempat jadi bahan diskusi Mas @barry.tamin, aku, dan Dokter @ariepolim. Memang sih kalau punya anak kembar pasti seru dan lucu, tapi atas saran Dokter @ariepolim yang bilang bahwa resiko untuk Ibu yang mengandung dan bayi-bayinya ada banyak banget, kita jadi memilih untuk transfer satu dulu saja. Yang penting Ibu dan bayinya sehat. Tapi balik lagi ya, ini semua keputusan Mas @barry.tamin dan aku. Bukan berarti yang mau transfer embryo sekaligus 2 itu dilarang atau pasti ga baik, tergantung kesiapan tubuh dan mental ke masing-masing pasangan. Ketika ET, aku ternyata harus minum air putih banyak banget, sampe mual saking banyaknya. Hal ini fungsinya untuk memenuhi kandung kemih sehingga dinding rahim terlihat nyata dan kontras di alat UltraSonoGraphy. Aku harus menahan untuk buang air kecil selama proses ET. Dokter kemudian melakukan proses inseminasi dibantu dengan alat USG untuk memastikan embryo berada di posisi yang tepat. Setelah proses ET, aku ternyata masih harus dalam posisi tidur untuk beberapa saat, baru kemudian diperbolehkan pulang. Ada beberapa obat-obatan hormonal yang juga harus dipakai setiap harinya. Ketika sampai di rumah, suster menyarankan aku untuk banyak istirahat dan kalau bisa kosongkan kegiatan di luar rumah untuk kurang lebih 10-14 hari. Biasanya periode ini disebut dengan 2 Weeks Waiting atau disingkat 2WW. #morulasurvivor #barrycacaivfjourney
Sebuah kiriman dibagikan oleh Alsi Mega Marsha Tengker (@cacatengker) pada 10 Mar 2018 jam 10:41 PST
BACA JUGA: Curi Perhatian, Ini Potret Cantik Saudara Perempuan Olla Ramlan
Ia juga diminta istirahat penuh selama 10-14 hari dan megonsumsi berbagai macam obat hormonal agar perjuangan hamilnya sukses.
Beruntungnya ia memiliki pasangan seperti Barry Tamin yang selalu mendukung dan memberi semangat padanya.
Karena suaminya selalu mengingatkan Caca agar menikmati segala proses kehamilan yang dilewati.
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
KOMENTAR