Nakita.id - Obat parasetamol atau asetaminofen rasanya sudah akrab di telinga ya Moms.
Bagi Moms yang belum tahu, parasetamol adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer digunakan untuk melegakan sakit kepala, nyeri/pegal pada sendi tulang, sakit norm ringan, serta demam.
Nah, yang mengejutkan adalah muculnya studi yang menyatakan adanya kaitan konsumsi parasetamol pada ibu hamil dengan risiko autisme (ASD/autism spectrum disorder) dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
BACA JUGA: Wah, Kini Ada Tes Darah Untuk Deteksi Dini Autisme pada Anak
Studi ini dilakukan terhadap 2.644 ibu hamil di Spanyol yang kemudian dievaluasi secara terus-menerus ketika anak-anak dari para ibu hamil tersebut berusia 1 dan 5 tahun.
Penelitian ini adalah penelitian pertama yang menyimpulkan bahwa paparan parasetamol pada masa prenatal memiliki efek berbeda pada anak perempuan dan anak laki-laki.
Hasilnya, 30% dari anak laki-laki lebih mungkin untuk berada di spektrum autistik.
Lalu apakah penelitian itu cukup dijadikan landasan Moms?
Parasetamol menurut para ahli belum bisa disimpulkan dapat menyebabkan ASD dan ADHD, tetapi Kita tetap harus berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan selama kehamilan.
Dalam situs National Health Service (NHS), menganjurkan para ibu hamil untuk mengonsumsi dosis terendah dalam waktu terpendek, jika harus mengonsumsi parasetamol untuk mengurangi suhu atau demam.
NHS juga menganjurkan para ibu hamil untuk membatasi semua penggunaan obat selama kehamilan, bila memungkinkan.
Secara khusus selama trimester pertama, ibu hamil sebaiknya menghindari penggunaan obat-obatan.
Kondisi seperti pilek atau sakit ringan dan nyeri sering kali tak perlu diobati dengan obat-obatan.
BACA JUGA: 5 Hal Sepele Ini Bisa Membuat Bayi Terbangun di Tengah Malam
Lalu, bagaimana cara mengatasinya bila ibu hamil mengalami demam dan untuk meredakan nyeri?
NHS menjelaskan, demam dan nyeri bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit lain.
Contoh, demam dapat diakibatkan oleh demam berdarah, tifus infeksi virus, radang tenggorokan dan lainnya.
Sedangkan nyeri bisa dikarenakan kesalahan postur tubuh atau penekanan saraf.
Oleh karenanya penting untuk mengetahui sumber dari demam itu sendiri.
Misalnya, bila penyebab demam dan nyeri adalah virus, utamakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan banyak minum.
Naasnya, bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, demam berpotensi membahayakan nyawa bayi.
Semakin tinggi suhu demam dan semakin lama demam berlangsung, akan sangat berbahaya terhadap nyawa bayi.
Selain itu, demam pada ibu hamil dapat meningkatkan suhu di dalam kandungan, sehingga berpotensi merusak sel-sel otak janin.
Oleh karena itu, menurunkan panas pada ibu hamil saat demam adalah hal yang penting.
BACA JUGA: 5 Potret Jadul Artis Lawas Cantiknya Alami, Bisa Tebak Foto Siapa Ini?
Namun jika memang harus mengonsumsi parasetamol, penggunaan parasetamol harus dilakukan cara membatasi frekuensi dan lama pemberian.
Tentunya konsumsi obat dan antibiotik harus sesuai anjuran dokter kandungan. (*)
6 Tips Membujuk Anak Agar Nyaman Menjalani Pemeriksaan dan Perawatan Saat Sakit
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR