Wajib Moms ketahui, fenomena junk food untuk anak-anak ini terjadi di seluruh dunia.
Menurut temuan NDTV, anak-anak usia 5 hingga 6 tahun di Tiongkok, Brazil, Rusia, Nigeria, India, dan Pakistan adalah yang paling sering mengonsumsi junk food.
Anak-anak menyukai junk food karena rasanya yang gurih dan aromanya lezat.
Belum lagi banyak restoran cepat saji yang menyediakan menu makanannya untuk anak dengan memberikan pernak-pernik.
Tentu dengan ini anak menjadi lebih tertarik.
Sayangnya, rasa lezat pada junk food ini perlu diwaspadai.
Junk food kaya akan gula dan lemak jenuh.
Bahkan menurut Tweentribune, kandungan gula dan lemak jenuh inilah yang membuat anak ingin terus mengonsumsi junk food.
Padahal, junk food yang dikonsumsi anak tersebut adalah masalah utama kesehatannya.
Melansir dari News Medical, mengonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji akan meningkatkan risiko sembelit.
Biasanya, sembelit ditandai dengan sulit untuk buang air besar.
Anak menjadi sering mengalami sakit perut dan kembung, namun kesulitas saat ingin buang air besar.
Junk food terlalu banyak kandungan karbohidrat, lemak jenuh, dan gula, serta kurang kandungan serat.
Hal inilah yang membuat anak menjadi kekurangan nutrisi.
Padahal, disebutkan di awal, nutrisi diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | NDTV,Healthy Children,tweentribune,Verywell Health,News-medical.net,FirstCry Parenting |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR