Semua Ibu di Indonesia Wajib Tahu, Ini Dia Risiko Kesehatan Apabila Anak Dibiarkan Makan Junk Food untuk Atasi Susah Makan

By Amallia Putri, Kamis, 14 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Junk food tak baik untuk pertumbuhan anak (Pexels.com)

Nakita.id - Coba cek lagi kebiasaan makan Si Kecil akhir-akhir ini, Moms.

Apakah ia sedang dalam fase GTM?

Perlu Moms ketahui, fase GTM atau gerakan tutup mulut biasanya terjadi saat anak memasuki fase susah makan.

Anak mulai suka memilih-milih makanan karena mengalami perubahan pada sensitivitasnya terhadap makanan.

Anak menjadi lebih sensitif terhadap rasa, aroma, dan tekstur setiap makanan yang masuk ke mulutnya.

Akibatnya, anak mulai bisa memilih, mana makanan yang baginya enak dan tidak.

Sayangnya, ini justru akan memengaruhi performanya.

Anak yang terlalu picky atau sering memilih-milih makanan hanya mau mengonsumsi makanan kesukaannya.

Baca Juga: Jangan Keseringan Ngomel Moms! Begini Tips Membujuk Anak Supaya Mau Konsumsi Makanan Sehat untuk Mengatasi GTM

Banyak Moms dan Dads yang memberikan alternatif junk food agar anak mau makan.

Namun, langkah ini bukanlah hal yang tepat untuk diambil.

Sering kali hal ini bukan menjadi solusi GTM pada anak, justru menjadi masalah baru.

Tentu kita memahami bahwa junk food tidak mengandung nutrisi yang baik untuk anak.

Banyak ahli yang mengkhwatirkan junk food akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Maka dari itu, Moms perlu mengetahui efek junk food terlalu banyak bagi anak-anak.

Lantas, apa saja, sih, efek terlalu banyak makan junk food bagi anak-anak?