Seperti dilansir dari NYPost, gen virus secara acak "gagal menyalin" di mana akhirnya berdampak pada gagalnya mutasi.
"Mutasi dapat membuatnya (virus) menyebar, menyerang kekebalan, dan menyebabkan penyakit parah."
"Tapi, ada beberapa kesempatan mutasi menjadi 'jalan buntu dalam berevolusi'," kata ahli.
Dikutip Kompas.com dari Japan Times, Ituro Inoue, pakar genetika di National Institute of Genetics menjelaskan Jepang cukup beruntung varian Delta membasmi galur Covid-19 lainnya sebelum memusnahkan diri.
Inoue dan timnya sempat meneliti mutasi SARS-Cov-2 dan bagaimana dampaknya terhadap protein nsp14, yang penting untuk reproduksi virus.
RNA virus, seperti yang menyebabkan Covid-19, cenderung memiliki tingkat mutasi sangat tinggi, membantu mereka beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Tetapi, mutasi tersebut juga membuka pintu untuk apa yang disebut "bencana kesalahan", ketika mutasi yang buruk menumpuk, menyebabkan kepunahan suatu galur.
Source | : | Kompas.com,NYpost,Japan Times |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR