Nakita.id - Penting bagi Dads Berperan Sama dalam menghadapi anak tantrum.
Balita sejak berusia 2 tahun biasanya mulai mengalami tantrum.
Melansir Parenting for Brain, tantrum merupakan badai emosi yang intens seperti kemarahan, kehilangan, kekecewaan, dan frustasi yang mendalam.
Baca Juga: Pentingnya Sosok Dads Berperan Sama Mengatasi Masalah Tidur Anak, Ini yang Harus Dilakukan
Bagi anak berusia balita, tantrum bisa menyebabkan tangisan, meronta-ronta, berteriak, menghentak, memukul, menendang, dan sebagainya.
Untuk menghadapi anak tantrum, berikut sederet hal yang bisa Dads lakukan:
Berikan alternatif pilihan lain
Ketika anak mulai tantrum, Dads bisa segera mengatasi masalah yang dihadapi.
Misalnya jika anak tidak ingin makan malam, alih-alih memaksanya untuk makan malam, Dads bisa memintanya untuk memilih makan daging atau sayurang terlebih dahulu.
Ketika Dads bertanya, otak berpikir anak akan diaktifkan.
Dads bisa Berperan Sama menghadapi anak tantrum dengan memberikan pilihan lain supaya anak mengakses otaknya untuk berpikir sehingga perilaku lebih terkendali.
Jangan menasihati ketika anak masih mengamuk
Begitu tantrum dimulai, anak akan dibanjiri emosi.
Emosi ini lebih memegang kendali sehingga membuat anak sulit berpikir dengan jernih.
Ketika hal itu terjadi, sebaiknya Dads bisa menunggu anak sampai selesai tantrum sebelum menasihatinya.
Bila Dads menasihati saat anak mengamuk maka hanya membuang waktu.
Memeluk anak
Dads bisa membantu mengembalikan mood anak jadi lebih stabil dengan cara memeluk atau menggendong anak.
Memeluk atau menggendong dapat mengaktifkan sistem penenang dalam tubuhnya dan memicu munculnya hormon oksitosin.
Tetap tenang, bersikap positif
Sebaiknya Dads tetap tenang dan bisa mengendalikan emosi.
Dads perlu mengendalikan emosi ketika Berperan Sama menghadapi anak tantrum.
Sebab, ketika Dads marah dan meneriaki anak ketika tantrum, hanya memperburuk keadaan.
Anak justru akan menangkap contoh dari Dads berupa marah bila sesuatu berjalan tak sesuai keinginan.
Namun, jika Dads tetap tenang maka akan mengajari anak cara mengendalikan emosi.
Tidak menghukum anak
Sangat tidak dianjurkan menghukum anak yang sedang tantrum.
Sebab, terkadang tantrum merupakan cara anak berkomunikasi atau mendapat sesuatu.
Anak belum bisa mengontrol emosinya. Sehingga sangat menyakitkan bila anak harus mendapat hukuman dari orang tercinta atas sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Mengajarkan kosakata
Penting bagi Dads sering ngobrol atau membacakan cerita ke anak supaya anak lebih cepat mengicapkan kata-kata.
Kemampuan komunikasi anak yang meningkat bisa membuat anak menurun tantrumnya.
Source | : | Parenting for brain |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR