Sebagai informasi, studi ini menjadi yang pertama dalam penelitian terkait hubungan ganja dengan efeknya pada keturunan manusia secara langsung.
Studi yang dipimpin oleh Yasmin L. Hurd, direktur Addiction Institute of Mount Sinai ini mengambil sampel sebanyak 322 ibu dan anaknya masing-masing, mulai dari usia bayi sampai usia 6 tahun.
Setiap bayi yang lahir, para peneliti menggunakan sampel dari plasenta ibu mereka, juga menguji komposisi genetik masing-masing.
Kemudian, setiap anak yang menginjak usia 3 tahun, para peneliti menguji rambut dan detak jantung mereka, untuk menganalisis respon mereka terhadap stres.
Para peneliti juga melakukan evaluasi terkait kecemasan, hiperaktif, dan agresi, sambil mengontrol faktor luar seperti paparan rokok dan tingkat kecemasan orangtua.
Baca Juga: Anak Mudah Cemas dan Panik? Yuk Kenali Penyebabnya Moms
Hasilnya, bayi yang ibunya mengonsumsi ganja saat hamil kemungkinan besar akan memiliki jaringan plasenta yang tak berfungsi.
Hal ini dapat menurunkan respon terhadap sistem kekebalan Si Kecil, Moms.
Tak hanya itu, anak yang ibunya mengonsumsi ganja juga lebih cenderung merasa cemas dan tampak hiperaktif.
Baca Juga: Kelola Konsentrasi Anak Hiperaktif, Moms Bisa Lakukan Dua Tips Berikut Ini
Source | : | INSIDER |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR