Nakita.id - Untuk merayakan 50 tahun kehadirannya di Indonesia Nestlé Indonesia bersama dengan Bupati Malang Drs. H.M. Sanusi, M.M., Deputi Perkoperasian, Kementerian Koperasi dan UMKM, Ahmad Zabadi, dan Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika berkunjung ke kandang percontohan Nestlé di Koperasi Sae Pujon, Malang.
Dalam acara yang sama hadir juga para komunitas peternak sapi perah yang berdomisili di Malang.
Dalam perayaan ini Nestlé juga memberikan apresiasi dan juga penghargaan kepada para peternak sapi yang telah bermitra dan menghadirkan produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan produksi Nestlé di Indonesia.
Baca Juga: Si Kecil Alergi Susu Sapi? Berikut Cara Mencegah dan Mengatasinya Menurut Ahli
Dari tahun 1975, Nestlé Indonesia telah bermitra dengan peternak sapi perah di daerag Jawa Timur.
Nestlé memberikan pendampingan teknis dan bantuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi susu segar.
Nestlé juga kerap memastikan keberlanjutan di lingkungan sekitar.
Melalui tim Milk Procurement and Dairy Development (MPDD), Nestlé Indonesia juga memberikan pendampingan dan pelatihan.
Hal ini dilakukan sejalan dengan misi jangka panjang Nestlé untuk mendukung dan mempercepat transisi ke sistem pangan regeneratif, yang tidak hanya melindungi tetapi juga memulihkan lingkungan untuk generasi mendatang.
Sampai saat ini, setidaknya tim MPDD telah berhasil membina 27.00 peternak sapi di Jawa Timur guna memberikan pelatihan mengenai praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan.
Pembinaan ini juga sukses mengoptimalkan produktivitas, meningkatkan kualitas, serta memastikan penerapan yang lebih ramah lingkungan.
Nestlé Indonesia juga telah membangun 8 akses air bersih di daerah peternakan sapi perah di Jawa Timur, yang bukan hanya mendukung peternakan tetapi juga bermanfat bagi masyarakat sekitar.
Sejak tahun 2010 Nestlé Indonesia membantu dalam pembangunan 8.400 unit kubah biogas untuk mengolah kotoran sapi menjadi energi terbarukan yang digunakan untuk memasak dan juga penerangan di wilayah sekitar.
Cara tersebut juga dilakukan demi menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi gas emisi rumah kaca.
Tak cukup sampai disitu, slurry yang dihasilkan dari proses pengolahan biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan lahan pakan ternak.
Sehingga sistem sirkular pertanian lebih terintegrasi di peternakan sapi perah di Jawa Timur.
Tentu ini sangat sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai emisi nol karbon pada tahun 2050 mendatang.
Dalam acara tersebut turut hadir Plt Direktur Jenderal Industri Argo Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika yang memberikan apreasiasi terbesarnya kepada Nestlé Indonesia atas kemitraan yang terjalin dengan para peternak sapi perah di Jawa Timur.
Menurut Putu cara yang dilakukan Nestlé Indonesia sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mendorong penggunaan bahan baku dan produk yang dihasilkan oleh produsen setempat.
Apalagi menurutnya Indonesia sangat kompoten dalam menghasilkan susu sapi segar.
"Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil susu segar, kami sangat mengapresiasi dan mendukung kerja sama antara Nestlé Indonesia dan peternak sapi perah di Indonesia," ucap Putu Juli Ardika.
Putu juga merasa optimis jika kerjasama yang dilakukan keduanya bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Saya percaya kerja sama yang telah terjalin dapat senantiasa mendukung dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi di Indonesia," sambungnya.
Setidaknya setiap hari, Nestlé Indonesia telah membeli lebih dari 750.000 liter susu segar dari 27.000 peternak sapi perah yang tergabung di 40 koperasi dan kelompok peternak di 16 kabupaten di Jawa Timur.
Baca Juga: Khawatir Karena Si Kecil Alergi? Ini Solusi Agar Nutrisinya Tetap Terpenuhi dari Manfaat Susu Sapi
Pengembangan susu segar ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku susu segar bagi pabrik Nestlé Kejayan di Jawa Timur yang menghasilkan produk susu berkualitas seperti susu cair BEAR BRAND dan susu bubuk Dancow.
Drs. H.M. Sanusi, M.M., selaku Bupati Malang turut serta menyampaikan apresiasinya kepada Nestlé Indonesia yang telah memberikan pendampingan dan pelatihan bagi para peternak sapi perah yang berkelanjutan kepada komunitas peternak sapi di Malang.
"Selain meningkatkan produktivitas, menjaga lingkungan dan menerapkan praktik berkelanjutan merupakan sebuah prioritas yang harus dilakukan oleh para peternak agar bisa terus menjaga lingkungan untuk generasi mendatang. Kami mengapresiasi kemitraan yang telah dibentuk oleh Nestlé selama kurang lebih 46 tahun bersama peternak sapi perah di Malang," ucap Sanusi.
Ganesan Ampalavanar sebagai Presiden Direktur Nestlé Indonesia mengungkapkan pihaknya terus berkomitmen untuk terus berinvestas di Indonesia dengan memperluas lapangan pekerjaan dan menjamin menghasilkan produk yang berkualitas.
Ganesan berharap kemitraan ini dapat membangun perekonomian di Indonesia, khususnya bagi para peternak sapi perah di pedesaan setempat.
“Selama 50 tahun, kami berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia, dengan fokus untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku setempat, termasuk susu segar, dan menghasilkan produk makanan dan minuman berkualitas dan bergizi yang aman dan lezat bagi konsumen, serta berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia. Setiap tahun, Nestlé Indonesia membayar sekitar IDR 1,6 triliun untuk pembelian susu segar kepada para peternak sapi perah di pedesaan, yang mendukung pembangunan ekonomi pedesaan dan penghidupan para peternak sapi perah. Kemitraan ini merupakan wujud nyata keyakinan kami bahwa untuk mencapai sukses jangka panjang, masyarakat sekitar di mana kami beroperasi juga harus sejahtera. Kami berharap kemitraan antara Nestlé Indonesia dan peternak sapi setempat dapat terus berjalan dengan baik,” tutup Ganesan Ampalavanar.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR