Setelah itu, terdengar suara gemuruh dari arah gunung.
Sinten terperanjat panik dan menggedor kamar cucunya Dewi.
Keduanya kemudian menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," kata Sinten di RSUD dr Haryato, Lumajang.
Selama Sinten dan cucunya melarikan diri, dia melihat ke arah Gunung Semeru.
Baca Juga: Ganasnya Bukan Main, Begini Kondisi Dua Ibu Hamil Tua yang Menjadi Korban Lahar Panas Gunung Semeru
Saat itu, Semeru sudah terlihat memuntahkan asap tebal abu-abu ke udara.
Suhu udara langsung berubah panas dan menyengat kulit.
Tidak lama setelah itu, langit berubah gelap dan petir juga menyambar-nyambar.
"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," jelasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR