Setelah itu, terdengar suara gemuruh dari arah gunung.
Sinten terperanjat panik dan menggedor kamar cucunya Dewi.
Keduanya kemudian menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," kata Sinten di RSUD dr Haryato, Lumajang.
Selama Sinten dan cucunya melarikan diri, dia melihat ke arah Gunung Semeru.
Baca Juga: Ganasnya Bukan Main, Begini Kondisi Dua Ibu Hamil Tua yang Menjadi Korban Lahar Panas Gunung Semeru
Saat itu, Semeru sudah terlihat memuntahkan asap tebal abu-abu ke udara.
Suhu udara langsung berubah panas dan menyengat kulit.
Tidak lama setelah itu, langit berubah gelap dan petir juga menyambar-nyambar.
"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," jelasnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR