Nakita.id - Pasca keguguran para ibu membutuhkan lebih banyak waktu untuk menghilangkan rasa sedih dan juga kecewa.
Setelah mengalami keguguran Moms mungkin akan merasakan rasa berkabung.
Tak menutup kemungkinan jika rasa pilu tersebut dirasakan sampai berkepanjangan.
Saat mengalami keguguran, banyak perempuan yang merasa trauma bahkan depresi.
Sangat sulit untuk memulihkan rasa emosional dari pengalaman yang tidak menyenangkan ini.
Depresi yang ditimbulkan bisa terjadi ketika Moms mungkin menolak untuk percaya bahwa jika diri ini telah kehilangan sang janin.
Rasa depresi mungkin dapat menyebabkan perasaan sedih yang terjadi secara terus menerus.
Banyak ragam yang ditimbulkan sebagai bentuk gejala depresi pasca keguguran.
Saat diwawancarai oleh tim Nakita.id, Kamis (9/12/2021), Olivia, M.Psi., Psikolog, yang berpraktik di @awalmula.sub, memaparkan jika ada gejala depresi yag bisa saja terjadi kepada ibu yang baru saja mengalami keguguran.
Gejala depresi terdiri dari gejala depresi overt dan covert, keduanya sangatlah berbeda dalam menunjukkan perasaan sedih ketika ibu ditinggalkan oleh sang calon buah hati.
Gejala depresi overt sendiri lebih mudah dikenali oleh orang sekitar, karena para penderitanya menunjukkan rasa depresi secara langsung.
Misalnya mudah tersinggung, sulit tidur, dan juga makan.
Sedangkan depresi covert sangat sulit dikenali ketika ibu dihadapkan oleh peristiwa keguguran.
"Depresi yang biasanya muncul dibagi atas dua, ada yang covert dan ada yang overt, untuk yang covert mereka biasanya menyembunyikan rasa depresi," ucap Olivia.
Tetapi gejala depresi covert bisa dilihat ketika seseorang setelah mengalami keguguran merasa kehilangan minat dalam segala hal.
Mereka yang memiliki depresi overt pasca keguguran lebih sulit untuk fokus dan berkonsentrasi dalam urusan pekerjaan.
"Yang tidak tampak adalah dia kehilangan minat atau hopeless, sulit berkonsentrasi ketika bekerja misalnya," ujar Olivia.
Selama beberapa waktu, Moms yang mengalami gejala depresi tertutup akan merasakan rasa cemas yang luar biasa.
Bahkan merasa penyebab kematian sang janin adalah dirinya sendiri.
"Ada muncul perasaan cemas dan perasaan bersalah yang berkepanjangan," ujarnya.
Gejala depresi pasca keguguran yang tak segera ditangani tentu sangat berbahaya, apalagi jika sampai memunculkan rasa keinginan untuk mengakhiri hidup.
Olivia menyarankan, setelah mengalami keguguran sebaiknya para ibu mengikuti tindakan pencegahan agar kondisi fisik dan mental tetap sehat.
Jika diperlukan, pasca mengalami keguguran Moms bisa langsung menemui para ahli seperti psikolog untuk menceritakan segala keluh kesah yang dialami.
Nantinya, psikolog akan memberikan treatment guna meningkatkan kesehatan mental dan fisik menjadi lebih baik dengan segera.
"Jika ini terjadi selama dua minggu berturut-turut biasanya saya dan rekan psikolog lainnya menyarankan untuk menemui ahli yang profesional di dalamnya. Nanti kita akan berikan treatment yang pas bagi ibu yang baru saja mengalami keguguran," pungkas Olivia.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR