Nakita.id - Kehilangan janin dalam kandungan atau biasa disebut keguguran dapat menimpa kepada ibu hamil manapun.
Bahkan ada pula keguguran yang terjadi secara mendadak, tanpa adanya gejala atau sebuah tanda-tanda.
Ketika mengalami hal itu, tentu perasaan Moms dan Dads sangatlah terpukul.
Baca Juga: Tahapan Kedukaan yang Akan Dialami Setiap Perempuan Setelah Mengalami Keguguran Menurut Psikolog
Moms mungkin akan langsung menyalahkan diri sendiri karena merasa gagal untuk menjaga janin yang ada di dalam kandungan.
Kesedihan kehilangan pasca keguguran tentu tak hanya dirasakan oleh Moms dan keluarga inti saja.
Tetapi kerabat dekat seperti sahabat dan tetangga pun akan merasa kaget dan sedih tatkala mendengar kabar buruk tersebut.
Ketika mengalami keguguran sudah seharusnya orang-orang di sekitar Moms menaruh rasa simpati dan empati.
Tetapi alih-alih memberikan dukungan, tak jarang ada sebagian orang yang malah membuat perasaan ibu yang baru saja keguguran semakin sdedih.
Menurut Olivia, M.Psi., Psikolog, Psikolog di @awalmula.sub kejadian seperti itu memang masih marak terjadi dilakukan oleh masyarakat di Indonesia.
Banyak orang yang malah menanyakan bagaimana perasaan seorang ibu yang baru saja ditinggalkan Si Kecil.
Padahal peristiwa keguguran menjadi salah satu topik yang sangat sensitif untuk ditanyakan langsung kepada seseorang yang mengalaminya.
Membicarakan mengenai penyebab keguguran sangatlah kurang nyaman untuk dipertanyakan.
"Pastinya ini menjadi hal yang menyedihkan pasca keguguran, karena terkadang orang-orang di sekitar entah itu karena iseng atau mungkin karena sengaja berperilaku tidak sopan kepada ibu yang baru saja kehilangan janin," ucap Olivia dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, pada Kamis (9/12/2021).
Olivia menyarankan jika pasca keguguran terjadi hal seperti itu, sebaiknya para ibu langsung bersikap asertif.
Sebaiknya sampaikan secara jujur dan terbuka bahwa pertanyaan yang diajukan membuat perasaan Moms merasa kurang nyaman.
Cara ini penting dilakukan untuk menyelesaikan rasa tidak senang tanpa perlu adanya konflik atau perselisihan yang ditimbulkan.
Bersikap asertif sangat efektif, untuk mengutarakan perasaan kurang nyaman sehingga orang sekitar bisa menghormati dan menghargai keputusan yang telah Moms berikan.
Baca Juga: Mengenal Depresi Covert yang Kerap Dialami Para Ibu Pasca Mengalami Keguguran
"Ibu harus berani untuk asertif, asertif dalam arti bukan menjelaskan panjang lebar fenomena yang dirasakan tetapi asertif untuk mengungkapkan perasaannya bahwa saat ini dia tidak senang membicarakan hal ini bagi orang yang sekadar ingin tahu," imbuhnya.
Jika Moms tak membela diri dan menerima segala sesuatu yang disampaikan dikhawatirkan hanya akan membuat perasaan semakin hancur dan menyebabkan perasaan jadi mudah marah.
Sehingga Moms terus terjebak ke dalam perasaan sedih dan menyesal yang tak berkesudahan.
"Apabila tidak dilakukan maka ibu akan menjadi sulit untuk mengendalikan emosi, menjadi mudah tersinggung dan berlarut di dalamnya," pungkas Olivia.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR