Kedua, ciri berikutnya yang digunakan dalam bahasa orangtua ini adalah tidak menggunakan konsep waktu (masa lalu dan akan datang) dan lebih menggunakan objek visual yang bisa dilihat oleh anak. Misalnya kalimat “Lihat, kucing itu makan nasi” akan lebih mudah dimengerti daripada kalimat “Kucing ini nanti akan diberi makan nasi dua jam lagi kalau dia lapar.”
Ketiga, orangtua sering menggunakan penekanan kepada satu suku kata dalam kalimat yang digunakan, misalnya “Adik ma… kan” untuk menunjukkan bahwa si anak sekarang sudah waktunya untuk makan. Selain itu, bisa juga menggunakan penekanan pada satu kata, misalnya “Lihat, kucing itu makan” untuk mengajak anak melakukan aktivitas memperhatikan kucing yang sedang makan.
Baca Juga: 3 Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah, Penting untuk Diingat, Jangan Sampai Terlewat Moms
Keempat, yang tak kalah pentingnya adalah menggunakan kata ganti sosok yang berkata untuk menggantikan kata ganti orang pertama ketika berbicara dengan anak. Misalnya, “Ibu suapi Ani” - di mana Ani adalah nama sang anak - akan lebih mudah dimengerti oleh anak daripada kalimat “Aku suapi kamu”. Selain untuk lebih dimengerti, kalimat dengan kata ganti Ibu akan memberikan kehangatan dan rasa hormat serta sayang kepada sosok Ibu. Ini penting diketahui oleh para orangtua yang mengira kalau menggunakan kata “Aku” untuk merujuk dirinya ketika berbicara kepada anak akan menimbulkan kedekatan. Pandangan ini justru harus dihindari.
Berikutnya akan dijelaskan mengenai manfaat parentese.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR