Nakita.id – Bayi dan balita tentunya belum bisa sepenuhnya menguasai kemampuan berbahasa dengan sempurna layaknya orang dewasa. Lalu, apakah kalau anak belum bisa mahir mengucapkan kalimat dengan baik apakah berarti ia tidak bisa mengerti perkataan yang diucapkan orang lain?
Sebetulnya, orangtua khususnya harus memulai dengan perlahan bentuk komunikasi kepada awal. Karena itu, orangtua baiknya menggunakan bahasa sederhana yang bisa dimengerti. Ini sama seperti kemampuan anak yang masih dalam taraf menggunakan kalimat satu kata untuk mengucapkan apa yang dipikirkannya.
Baca Juga: Perkembangan Anak Berbicara, Mulai Mengoceh dan Kalimat Satu kata
Menurut Djatmika dkk dalam buku Panduan Mengikuti Perkembangan Bahasa Anak, orangtua bisa menggunakan sebuah bentuk register bahasa khusus dalam berinteraksi dengan balita. Ahli bahasa D.D Steinberg seperti dikutip dalam Djatmika memberikan istilah parentese, yaitu bentuk dan jenis bahasa yang digunakan oleh orangtua kepada anak balita sehingga bisa diterima. Ada empat penggunaan parentese ini.
Pertama, penggunaan parentese yang paling mudah adalah dalam bentuk kalimat sederhana, seperti “Susunya panas”. Kalimat ini akan lebih mudah dimengerti daripada kalimat panjang “Susu yang baru saja ibu buat ini masih panas.”
Kedua, ciri berikutnya yang digunakan dalam bahasa orangtua ini adalah tidak menggunakan konsep waktu (masa lalu dan akan datang) dan lebih menggunakan objek visual yang bisa dilihat oleh anak. Misalnya kalimat “Lihat, kucing itu makan nasi” akan lebih mudah dimengerti daripada kalimat “Kucing ini nanti akan diberi makan nasi dua jam lagi kalau dia lapar.”
Ketiga, orangtua sering menggunakan penekanan kepada satu suku kata dalam kalimat yang digunakan, misalnya “Adik ma… kan” untuk menunjukkan bahwa si anak sekarang sudah waktunya untuk makan. Selain itu, bisa juga menggunakan penekanan pada satu kata, misalnya “Lihat, kucing itu makan” untuk mengajak anak melakukan aktivitas memperhatikan kucing yang sedang makan.
Baca Juga: 3 Tahap Perkembangan Anak Usia Prasekolah, Penting untuk Diingat, Jangan Sampai Terlewat Moms
Keempat, yang tak kalah pentingnya adalah menggunakan kata ganti sosok yang berkata untuk menggantikan kata ganti orang pertama ketika berbicara dengan anak. Misalnya, “Ibu suapi Ani” - di mana Ani adalah nama sang anak - akan lebih mudah dimengerti oleh anak daripada kalimat “Aku suapi kamu”. Selain untuk lebih dimengerti, kalimat dengan kata ganti Ibu akan memberikan kehangatan dan rasa hormat serta sayang kepada sosok Ibu. Ini penting diketahui oleh para orangtua yang mengira kalau menggunakan kata “Aku” untuk merujuk dirinya ketika berbicara kepada anak akan menimbulkan kedekatan. Pandangan ini justru harus dihindari.
Berikutnya akan dijelaskan mengenai manfaat parentese.
Manfaat parentese
Menurut Steinberg seperti dikutip oleh Djatmika dkk, parentese ini akan sangat membantu balita dalam proses memperoleh bahasa dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan anak yang tidak diajak berkomunikasi dengan parentese.
Keunggulan parentese ini adalah memberikan model tata bahasa, pengucapan dan kosa kata yang mudah untuk ditiru oleh anak balita. Sebab, dia akan lebih mudah meniru dan memasukkan cara tersebut dalam ingatannya untuk digunakan selanjutnya.
(Penulis: David Togatorop S.S, M.Hum - Editor in Chief Nakita.id
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR