Bertemu rutin dengan dokter kandungan, Dr. Andry, Sp.OG, Rahmat pun menulis bahwa hari itu di mana semuanya dimulai.
"'Ibu Tika, ini saya lihat dari hasil USG, ada cairan kecil di belakang otak anak Ibu,' jelas Dr. Andry sambil menunjukkan lingkaran kecil di image otak anak kami yang terlihat di layar USG.
Saya dan Tika terdiam. Jantung saya terasa terhenti, pikiran saya berkecamuk, dan saya yakin, Tika pun merasakan hal yang sama. Rekaman video saya matikan. Saya fokuskan perhatian saya ke penjelasan Dr. Andry.
BACA JUGA: Akhirnya, Caca Tengker Adik Nagita Slavina Ungkap Jenis Kelamin Anaknya
Tak mau banyak berspekulasi, dokter menyarankan kami untuk cek 4D merujuk ke Dr. Budi Marjono yang juga berpraktik di RS Puri Pondok Indah," tulisnya.
Perjalanan berlanjut ke hari Senin (19/2/2018), ketika Rahmat mengunjungi dr. Athonius Budi Marjono, Sp.OG untuk melakukan cek 4D, dan menemukan diagnosa lainnya.
"Dari cek 4D yang dilakukan, terlihat jelas ada kantung cairan di belakang otak anak kami yang menekan otak dan memungkinkan perkembangan otak anak kami terhambat.
BACA JUGA: Berlibur Ke Jogja, Olla Ramlan Tak Malu Unggah Foto di Tempat Makan ini!
'Anak ibu saya diagnosa mengalami Blake Pouch,' jelas Dr. Budi sambil menunjukkan lembaran di buku kedokterannya tentang Blake Pouch, yaitu suatu kondisi munculnya cairan di bagian belakang otak yang membuat bayi mengalami kondisi hydrocephallus ketika dilahirkan.
Rahmat pun kembali diberi rujukan mengunjungi dr. Azen Salim, Sp.OG-KFM untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian solusi yang lebih tepat.
Sempat mengalami kendala karena kesibukan sang dokter, namun Rahmat akhirnya bisa menemui dokter Azen lebih awal.
BACA JUGA: Demi Matanya Mirip Barbie, Wanita ini Jalani Operasi Selama 3 Bulan
Saat sedang melakukan konsultasi lebih detail lagi, dokter Azen kemudian memberikan diagnosa janin di dalam kandungan Tika.
"'Jadi, anak Ibu kena Edward Syndrome,' jelasnya singkat.
Saya yang kurang yakin dengan apa yang saya dengar, mencoba mencari konfirmasi, 'Maaf, Dok. Down Syndrome?'
BACA JUGA: Jodoh Tak Kemana, 4 Pasangan Seleb Ini Menikahi Mantan Kekasihnya!
'Bukan, Edward Syndrome. Lebih parah dari Down Syndrome,' jelasnya lagi.
Dia nggak mau banyak menjelaskan lagi selain memberi kami saran, 'Silakan setelah ini Bapak dan Ibu berembuk dengan kedua keluarga. Dan yang pasti, Ibu harus hamil lagi.'"
Rahmat paham, tingkat kematian bayi dengan Edward Syndrome hampir 100% dan oleh karena itu, Rahmat dan Tika memilih keputusan logis yang paling "aman" bagi bayi mereka, yaitu agar secepat mungkin janin mereka dilahirkan.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Amelia Puteri |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR