LES memiliki manifestasi klinis seperti kelainan imunologi, perjalanan penyakit, serta akibat penyakit yang beragam.
Manifestasi klinis pada kulit, ginjal,dan sistem organ lainnya tidak selalu muncul bersamaan, melainkan dapat berkembang seiring dengan perjalanan penyakit.
Menurut Dr. dr. Cesarius Singgih Wahono, SpPD-KR, Spesialis Penyakit Dalam selaku Konsultan Reumatologi pada webinar yang diadakan Selasa (14/12/2021) mengatakan jika penyakit autoimun ini sangat mengganggu penderitanya dalam kehidupan sehari-hari.
“LES memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup pasien. Dibandingkan dengan populasi sehat, penyakit ini menjadi sebuah penghalang dalam menjalani kehidupan sehari-hari karena gejalanya yang muncul secara signifikan atau kambuh secara tiba-tiba dengan didominasi gejala seperti kelelahan, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik, dan rasa nyeri. Tidak hanya itu, LES juga memiliki dampak negatif pada karier pasien, bahkan hingga 39 persen pasien LES melaporkan bahwa mereka harus berganti pekerjaan karena penyakit tersebut.” Ujar Dr. Singgih.
Perawatan penyakit lupus yang bersifat jangka panjang, bertujuan untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, menginduksi remisi dan mencegah kerusakan organ permanen.
Pengobatan standar dari perawatan lupus adalah menggunakan nonfarmakologi (edukasi, menghindari panas matahari, manajemen stress) dan pengobatan (antimalaria, steroid, dan imunosupresan/penekan sistem imun). Pada pasien lupus sedang hingga berat yang sudah melibatkan organ lain seperti ginjal, penggunaan imunosupresan digunakan bersamaan dengan obat steroid, untuk meminimalisir efek samping jangka panjang steroid yang mungkin ditimbulkan, seperti penumpukan lemak di pipi (moon face), aterosklerosis, dan lain sebagainya. Dukungan keluarga, sahabat, dan komunitas juga memegang peranan penting,” tambah dr. Singgih.
Dan disaat pandemi seperti saat ini, para penderita LES harus lebih ekstra menjaga kondisi tubuh mereka.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Bintik Merah di Wajah Ternyata Bisa Menjadi Tanda Penyakit Mematikan Ini
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR