Nakita.id - Setiap orang pasti suka dengan nasi goreng.
Ketika makan di restoran manapun nasi goreng seakan menjadi menu wajib yang harus dipesan.
Rasanya yang lezat dan gurih membuat nasi goreng sangat cocok di lidah orang Indonesia.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Makanan Tinggi Kalori, Begini Cara Memasak Nasi Goreng Agar Lebih Sehat, Yuk Coba!
Maka tak heran nasi goreng masih menjadi makanan favorit di hati para penggemarnya.
Namun perlu diketahui, nasi goreng ternyata berbahaya jika dikonsumsi terlalu sering.
Pasalnya nasi goreng bisa mendatangkan berbagai macam penyakit berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Dilansir USA Today nasi goreng sering dikaitkan sebagai penyebab berbagai macam penyakit.
Nasi goreng biasanya dibuat dari nasi sisa yang didiamkan selama beberapa jam.
Hal ini yang menyebabkan nasi jadi sarang bakteri.
Beras yang terkontaminasi bakteri kemudian digoreng dalam wajan sangatlah beracun.
Apalagi jika suhu dalam memasak nasi goreng tidak cukup panas sehingga bakteri tidak sepenuhnya mati.
Jika dimakan, baik spora dan bakteri dalam nasi dapat menyebabkan muntah atau diare.
Nasi goreng sering dikaitkan dengan wabah B cereus yang merupakan patogen penyebab dua macam penyakit.
Jika racun yang ada di dalam nasi goreng dikonsumsi dalam jumlah besar maka akan menyebabkan mual hingga muntah selama 30 menit hingga enam jam setelah dikonsumsi.
Jika spora terstimulasi sendiri dikonsumdi dan berkecambah di usus maka akan menyebabkan datangnya diare hingga 16 jam saat nasi goreng selesai dimakan.
Penyakit muntah yang terjadi terus menerus sering dikaitkan dengan penyakit gagal hati.
Bahkan, toksin tersebut akan menyerang hati dan menyebabkan kondisi yang cukup serius.
Sehingga bisa saja menyebabkan hati berhenti bekerja secara optimal.
Untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan, sebaiknya goreng dan makan nasi dalam waktu dua jam setelah dimasak
Untuk menghentikan pertumbuhan bakteri masak nasi goreng dengan suhu 40 sampai 140 derajat fahrenheit.
Source | : | USA Today |
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR