Hal ini mengingat anak perempuan pun suka memainkan boneka dan dianggap seperti memiliki kehidupan ketika memainkannya.
Andri menegaskan selama manusia yang menganggap boneka tersebut hidup masih sadar dan waras, serta bisa membedakan hal yang nyata dan tidak, mereka tidak memiliki gangguan jiwa.
"Jadi apakah orang yang percaya spirit doll itu alami gangguan jiwa, silakan kembali ke definisi saja. Gangguan jiwa, gangguan pada perilaku, perasaan, perilaku yang menimbulkan penderitaan dan ketidakmampuan pada orang itu sehingga mengganggu kehidupan sehari-harinya," ujarnya.
Ia juga beranggapan bahwa fenomena boneka ini hanya sesaat saja karena bisa jadi didasari pemikiran dan kebudayaan yang dipercaya pemiliknya.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat tak perlu memberi perhatian khusus atau reaksi yang berlebihan terhadap fenomena ini.
"Kalau ternyata merawat spirit doll hanyalah bagian dari fenomena sesaat atau juga lebih karena ada pemikiran khusus sesuai kebudayaan yang dia percaya ya biarkanlah, asalkan tidak mengganggu dan menurunkan kualitas hidupnya. Tidak usah diberi perhatian berlebihan juga," pesan dokter Andri.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR